1. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mol gas A dan 1 mol gas B. Setelah bereaksi menurut persamaan 2A + 3B A2B3 dan dicapai kesetimbangan, masih terdapat 0,25 mol gas B. kalau volum ruang 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi tersebut adalah …………
A. 16 D. 72
B. 32 E. 80
C. 64
2. Kedalam bejana 1 liter dimasukkan a mol CO dan a mol uap air. Jika tercapai kesetimbangan :
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)
ternyata ada ¼ mol a mol CO2, maka tetapan kesetimbangan Kc, bagi reaksi ini adalah……
A. 1/4 D. 1/16
B. 1/8 E. 1/32
C. 1/9
3. Pada suhu tertentu dalam ruang 10 liter terdapat kesetimbangan dari reaksi :
2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g)
Bila 80 gram SO3 ( Ar S=32; O=16 ) dipanaskan hingga keadaan setimbang tercapai, pada suhu itu ternyata terdapat perbandingan mol SO3 : O2 = 2 : 1. Tetapan kesetimbangan dari reaksi ini adalah ………
A. 25 D. 0,04
B. 2,5 E. 0,025
C. 0,4
4. Harga Kp untuk reaksi kesetimbangan 2X(g) 3Y(g) pada suhu tertentu adalah 1/8. Jika dalam kesetimbangan tekanan parsial X adalah 8 atm, maka tekanan parsial Y adalah ………….
A. 1/64 atm D. 6 atm
B. 1 atm E. 8 atm
C. 2 atm
5. Reaksi kesetimbangan H2(g) + I2(g) 2HI(g) mempunyai harga tetapan kesetimbangan (Kc) sebesar 69 pada 340 oC. Pada suhu yang sama, nilai Kp reaksi itu adalah ...........
A. 5,66 D. 3468,3
B. 69 E. 23460
C. 1923,73
6. Sebanyak 1 mol N2O4 dipanaskan dalam suatu ruangan, sehingga 50% terurai membentuk NO2(g). Jika tekanan total campuran gas adalah 6 atm, maka harga Kp reaksi :
N2O4(g) 2NO2(g)
Pada suhu itu dalah ……..
A. 1/8 D. 8
B. ¼ E. 16
C. 1
7. Pada suhu tertentu, tetapan kesetimbangan untuk reaksi : CO + H2O CO2 + H2 adalah Kc = 4. Suatu campuran yang terdiri atas 2 mol CO dan 2 mol H2O direaksikan dalam volum V, sehingga tercapai kesetimbangan pada suhu itu. Berapa mol uap air terdapat dalam kesetimbangan ?
A. 4/3 D. 2
B. ¾ E. 2/3
C. 1/3
8. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi A + B C dan untuk reaksi 2A+ D C berturut-turut ialah 4 dan 8, maka tetapan kesetimbangan untuk reaksi C + D 2B adalah ………..
A. ½ D. 12
B. 2 E. 24
C. 8
9. Pada suhu tertentu, tetapan kesetimbangan reaski 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) adalah Kc = 1/4 . Berapa mol O2 harus dicampurkan dengan 4 mol NO dalam 1 dm3 untuk menghasilkan 2 mol NO dalam kesetimbangan ?
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
10. sebanyak n mol senyawa A2B2 terdisosiasi sesuai dengan reaksi A2B2 2A + 2B jika dalam kesetimbangan terdapat m mol A, maka persen disosiasi A2B2 adalah …..
A. D.
B. E.
C.
Senin, 13 Desember 2010
KISI-KISI SOAL KIMIA SEMESTER GANJIL SMA NEG.15
1.Tuliskan Konfigurasi elektron 24X
2.Tentukan jenis hibridisasi H2O dan NH3
3.1),Tentukan electron tunggal,jumlah orbital,dari Posfor (15P) dan Tembaga
2).Tuliskan Konfigurasi electron Fe 3+
3).Tuliskan rumus lewis H2O dan CO2
Soal No.4 Tentukanlah Golongan dan periode dari :
a).13Al b).X3+ =1s2,2s2,2p6,3s2,3p6c).n=4,l=2,m=-2 ,s=-1/2 d).85X
Soal No.5 Tentukan bentuk geometri molekul berdasarkan VSEPR
a). NH3 b).ICl5 c).XeO2F2
Soal No.6 Tentukanlah bentuk geometri molekul berdasarkan hibridisasi
a).H2O b).XeF4
Soal No.7 Tentukanlah apakah senyawa dibawah ini polar atau bukan,kemudian
urutkan kenaikan titik didihnya. CO2, HBr, HCl, HI, H2S, CH4,H2O (H=1 ; C=12 ;O=16 ;S=32 ;Cl=35,5 ; Br=80 ; I=127 )
Soal No.8 Sebanyak 5,2 gram logam trivalent dilarutan di dalam asam klorida
(HCl) dan menghasilkan 3,36 liter gas hydrogen (STP). Jika logam
tersebut memiliki neutron 28.
a).Tuliskan reaksi setaranya
b).Golongan dan periode logam tersebut.
c).Bilangan kuantum electron terakhir logam tersebut.
Hitunglah H reaksi pada addisi HBr pada senyawa C3H6 menurut reaksi :
C3H6 (g) + HBr (g) C3H7Br (g) bila diketahui energi ikat :
C = C : 425 kJ mol -1 C - C : 210 kJ mol -1 C - H : 230 kJ mol -1
C - Br : 245 kJ mol -1 H - Br : 135 kJ mol -1
B).Jika Diketahui perubahan entalpi pembentukan standar H2O = -286 Kj/mol
Energi dissosiasi gas Oksigen = - 340 Kj/mol dan
energy dissosiasi gas hydrogen = -125 Kj/mol.
Tentukanlah energy ikatan rata-rata O-H di dalam H2O
Soal No.3. A).TentukanH darireaksi FeO(s)+ Fe2O3(s) → Fe3O4(s)
Jika diketahui :
2Fe(s) +O2(g) → 2FeO(s) H=-544.0kJ
4Fe(s) +3O2(g) → 2Fe2O3(s) H=-1.648,8kJ
Fe3O4(s) →3Fe(s) + 2O2(g) H=+1.118,4kJ
B). Diketahui :
C6H12O6 + 6O2 →6CO2 + 6H2O ΔH = -2800 kJ
C2H5OH +3O2 →2CO2 +3H2O ΔH = -1380 kJ
Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi 45 gram glukosa
C6H12O6 → C2H5OH + 2CO2 adalah ….(Ar H=1 ; C=12 ; O=16)
C). Pada pembakaran sempurna satu liter (stp) suatu sampel gas alam dihasilkan kalor sebanyak 43,6 Kj. Jika gas alam tersebut Mengandung metana ( CH4) dan etana (C2H6), Tentukanlah berapa persen metana dan etana dalam campuran gas tersebut.
( diketahui ∆Hof CH4= -75 Kj/mol ; ∆Hof C2H6 = -85 Kj/mol ; ∆Hof CO2 = -393,5 Kj/mol
; ∆Hof H2O = -286 Kj/mol)
D).Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) = -285 kJ mol-1, CO2(g) = -393 kJ mol-1
dan C2H2(g) = +227 kJ mol-1.
Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 0,52 gram gas C2H2 (Mr = 26) adalah
1). Hitunglah H reaksi pada addisi HBr pada senyawa C3H6 menurut reaksi :
C3H6 (g) + HBr (g) C3H7Br (g) bila diketahui energi ikat :
C = C : 425 kJ mol -1 C - C : 210 kJ mol -1 C - H : 230 kJ mol -1
C - Br : 245 kJ mol -1 H - Br : 135 kJ mol -1 C=Br : 455 Kj mol-1
2).Jika Diketahui perubahan entalpi pembentukan standar NH3 = -320 Kj/mol
Energi dissosiasi gas Nitrogen = - 440 Kj/mol dan
energy dissosiasi gas hydrogen = -225 Kj/mol.
Tentukanlah energy ikatan rata-rata N-H di dalam NH3
3).TentukanH dari reaksi FeO(s)+ Fe2O3(s) → Fe3O4(s)
Jika diketahui :
2Fe(s) +O2(g) → 2FeO(s) H= -285 kJ
2Fe2O3(s) → 4Fe(s) +3O2(g) H= -1582 kJ
Fe3O4(s) →3Fe(s) + 2O2(g) H= +2007 Kj
4). Diketahui :
C6H12O6 + 6O2 →6CO2 + 6H2O ΔH = -280 kJ
C2H5OH +3O2 →2CO2 +3H2O ΔH = -1380 kJ
Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi 4,50 gram glukosa
C6H12O6 → C2H5OH + 2CO2 adalah ….(Ar H=1 ; C=12 ; O=16)
5). Tentukan Hf CH3COOH bila diketahui Hc CH3COOH = - 405 kJ mol -1,
Hf CO2 = - 82,15 kJ mol -1 dan Hc gas hidrogen = - 77 kJ mol -1.
6).Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) = -275 kJ mol-1, CO2(g) = -363 kJ mol-1 dan
C2H2(g) = +207 kJ mol-1.
Tentukan kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1,30 gram gas C2H2 (Mr = 26)
5. Untuk membuat 200 mL larutan KOH 2M diperlukan KOH murni sebanyak...
(Ar H=1, O=16, K=39)
a. 0,4 gram b. 2,24 gram c. 5,6 gram
d. 22,4 gram e. 560 gram
6. Berapa mL H2SO4 5M harus diambil untuk membuat 100 mL H2SO4 0,5M?
a. 12,5 mL b. 12 mL c. 11,5 mL
d. 10 mL e. 15 mL
7. Kemolaran larutan HCl mengandung 35% massa HCl dengan massa jenis 1,12 Kg/L (Mr = 36,5) adalah...
a. 11 M b. 1,5 M c. 12 M
d. 13 M e. 12,5 M
8. Dari reaksi: 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) +6H2O(g)
Laju reaksi dinyatakan sebagai...
a. bertambahnya [NH3]/satuan waktu
b. berkurangnya [H2O]/satuan waktu
c. bertamabahnya[NO]/satuan waktu
d. berkurangnya [NO]/satuan waktu
e. bertambahnya [O2]/satuan waktu
9. Dari percobaan reaksi P + Q → R + S diperoleh data sebagai berikut
Percobaan ke [P] (M) [Q] (M) V (M/sekon)
1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,2 2
3 0,1 0,1 8
Orde reaksi di atas adalah...
a.1 b.2 c.3.
d.4 e.5
10. Pada reaksi A +B → C diperoleh data :
Percobaan ke [A] [B] V
1 a b t
2 2a b 4t
3 3a 2b 18t
Persamaan laju reaksinya adalah...
a. V = k [A] [B]
b. V = k [A]2[B]
c. V = k [A] 2 [B] 2
d. V = k [A] [B] 2
e. V = k [A] [B] 3
11. Berdasarkan percobaan reaksi CaCO3 dengan larutan HCl diperoleh data sebagai berikut:
No Massa dan bentuk CaCO3 Konsentrasi dan suhu HCl
1 3 g, serbuk 2M,400C
2 3 g, butiran 2M,350C
3 3 g, kepingan 2M,300C
4 3 g, serbuk 2M,500C
5 3 g, butiran 2M,600C
Reaksi yang berlangsung paling lambat adalah...
a.1 2 c.3 d.4 e.5
12. Reaksi berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan suhu 100C. Jika pada suhu 400C suatu reaksi berlangsung 3 menit maka pada suhu 700C reaksi akan berlangsung selama...
a. menit c. menit e. menit
b. menit d. menit
13. Suatu reaksi dengan: v = k [A]2[B] jika konsentrasi A dan B diperbesar 4 kali maka v reaksi menjadi...semula
a. 4 kali b. 8 kali c. 16 kali
d. 32 kali e. 64 kali
14. Pernyataan yang benar tentang katalisator adalah …
A. zat yang dapat mempercepat dan memperbesar hasil reaksi
B. zat yang tidak terlibat dalam reaksi
C. zat yang dapat menurunkan energi pengaktifan reaksi
D. zat yang dapat mempercepat semua jenis reaksi
E. zat yang dapat menyederhanakan mekanisme reaksi
Pada reaksi A+B+C→ D diperoleh data:
Persamaan laju reaksinya adalah...
Percobaan ke [A] (M) [B] (M) [C] (M) Laju reaksi (M/s)
1 0,1 0,2 0,2 10
2 0,1 0,3 0,2 15
3 0,2 0,2 0,4 80
4 0,2 0,2 0,8 160
Tentukanlah :a) Persamaan Laju reaksi
b) Harga k dan satuannya
c). Harga laju reaksi Jika
Konsentrasi A,B dan C 0,25 M
2.Tentukan jenis hibridisasi H2O dan NH3
3.1),Tentukan electron tunggal,jumlah orbital,dari Posfor (15P) dan Tembaga
2).Tuliskan Konfigurasi electron Fe 3+
3).Tuliskan rumus lewis H2O dan CO2
Soal No.4 Tentukanlah Golongan dan periode dari :
a).13Al b).X3+ =1s2,2s2,2p6,3s2,3p6c).n=4,l=2,m=-2 ,s=-1/2 d).85X
Soal No.5 Tentukan bentuk geometri molekul berdasarkan VSEPR
a). NH3 b).ICl5 c).XeO2F2
Soal No.6 Tentukanlah bentuk geometri molekul berdasarkan hibridisasi
a).H2O b).XeF4
Soal No.7 Tentukanlah apakah senyawa dibawah ini polar atau bukan,kemudian
urutkan kenaikan titik didihnya. CO2, HBr, HCl, HI, H2S, CH4,H2O (H=1 ; C=12 ;O=16 ;S=32 ;Cl=35,5 ; Br=80 ; I=127 )
Soal No.8 Sebanyak 5,2 gram logam trivalent dilarutan di dalam asam klorida
(HCl) dan menghasilkan 3,36 liter gas hydrogen (STP). Jika logam
tersebut memiliki neutron 28.
a).Tuliskan reaksi setaranya
b).Golongan dan periode logam tersebut.
c).Bilangan kuantum electron terakhir logam tersebut.
Hitunglah H reaksi pada addisi HBr pada senyawa C3H6 menurut reaksi :
C3H6 (g) + HBr (g) C3H7Br (g) bila diketahui energi ikat :
C = C : 425 kJ mol -1 C - C : 210 kJ mol -1 C - H : 230 kJ mol -1
C - Br : 245 kJ mol -1 H - Br : 135 kJ mol -1
B).Jika Diketahui perubahan entalpi pembentukan standar H2O = -286 Kj/mol
Energi dissosiasi gas Oksigen = - 340 Kj/mol dan
energy dissosiasi gas hydrogen = -125 Kj/mol.
Tentukanlah energy ikatan rata-rata O-H di dalam H2O
Soal No.3. A).TentukanH darireaksi FeO(s)+ Fe2O3(s) → Fe3O4(s)
Jika diketahui :
2Fe(s) +O2(g) → 2FeO(s) H=-544.0kJ
4Fe(s) +3O2(g) → 2Fe2O3(s) H=-1.648,8kJ
Fe3O4(s) →3Fe(s) + 2O2(g) H=+1.118,4kJ
B). Diketahui :
C6H12O6 + 6O2 →6CO2 + 6H2O ΔH = -2800 kJ
C2H5OH +3O2 →2CO2 +3H2O ΔH = -1380 kJ
Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi 45 gram glukosa
C6H12O6 → C2H5OH + 2CO2 adalah ….(Ar H=1 ; C=12 ; O=16)
C). Pada pembakaran sempurna satu liter (stp) suatu sampel gas alam dihasilkan kalor sebanyak 43,6 Kj. Jika gas alam tersebut Mengandung metana ( CH4) dan etana (C2H6), Tentukanlah berapa persen metana dan etana dalam campuran gas tersebut.
( diketahui ∆Hof CH4= -75 Kj/mol ; ∆Hof C2H6 = -85 Kj/mol ; ∆Hof CO2 = -393,5 Kj/mol
; ∆Hof H2O = -286 Kj/mol)
D).Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) = -285 kJ mol-1, CO2(g) = -393 kJ mol-1
dan C2H2(g) = +227 kJ mol-1.
Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 0,52 gram gas C2H2 (Mr = 26) adalah
1). Hitunglah H reaksi pada addisi HBr pada senyawa C3H6 menurut reaksi :
C3H6 (g) + HBr (g) C3H7Br (g) bila diketahui energi ikat :
C = C : 425 kJ mol -1 C - C : 210 kJ mol -1 C - H : 230 kJ mol -1
C - Br : 245 kJ mol -1 H - Br : 135 kJ mol -1 C=Br : 455 Kj mol-1
2).Jika Diketahui perubahan entalpi pembentukan standar NH3 = -320 Kj/mol
Energi dissosiasi gas Nitrogen = - 440 Kj/mol dan
energy dissosiasi gas hydrogen = -225 Kj/mol.
Tentukanlah energy ikatan rata-rata N-H di dalam NH3
3).TentukanH dari reaksi FeO(s)+ Fe2O3(s) → Fe3O4(s)
Jika diketahui :
2Fe(s) +O2(g) → 2FeO(s) H= -285 kJ
2Fe2O3(s) → 4Fe(s) +3O2(g) H= -1582 kJ
Fe3O4(s) →3Fe(s) + 2O2(g) H= +2007 Kj
4). Diketahui :
C6H12O6 + 6O2 →6CO2 + 6H2O ΔH = -280 kJ
C2H5OH +3O2 →2CO2 +3H2O ΔH = -1380 kJ
Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi 4,50 gram glukosa
C6H12O6 → C2H5OH + 2CO2 adalah ….(Ar H=1 ; C=12 ; O=16)
5). Tentukan Hf CH3COOH bila diketahui Hc CH3COOH = - 405 kJ mol -1,
Hf CO2 = - 82,15 kJ mol -1 dan Hc gas hidrogen = - 77 kJ mol -1.
6).Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) = -275 kJ mol-1, CO2(g) = -363 kJ mol-1 dan
C2H2(g) = +207 kJ mol-1.
Tentukan kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1,30 gram gas C2H2 (Mr = 26)
5. Untuk membuat 200 mL larutan KOH 2M diperlukan KOH murni sebanyak...
(Ar H=1, O=16, K=39)
a. 0,4 gram b. 2,24 gram c. 5,6 gram
d. 22,4 gram e. 560 gram
6. Berapa mL H2SO4 5M harus diambil untuk membuat 100 mL H2SO4 0,5M?
a. 12,5 mL b. 12 mL c. 11,5 mL
d. 10 mL e. 15 mL
7. Kemolaran larutan HCl mengandung 35% massa HCl dengan massa jenis 1,12 Kg/L (Mr = 36,5) adalah...
a. 11 M b. 1,5 M c. 12 M
d. 13 M e. 12,5 M
8. Dari reaksi: 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) +6H2O(g)
Laju reaksi dinyatakan sebagai...
a. bertambahnya [NH3]/satuan waktu
b. berkurangnya [H2O]/satuan waktu
c. bertamabahnya[NO]/satuan waktu
d. berkurangnya [NO]/satuan waktu
e. bertambahnya [O2]/satuan waktu
9. Dari percobaan reaksi P + Q → R + S diperoleh data sebagai berikut
Percobaan ke [P] (M) [Q] (M) V (M/sekon)
1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,2 2
3 0,1 0,1 8
Orde reaksi di atas adalah...
a.1 b.2 c.3.
d.4 e.5
10. Pada reaksi A +B → C diperoleh data :
Percobaan ke [A] [B] V
1 a b t
2 2a b 4t
3 3a 2b 18t
Persamaan laju reaksinya adalah...
a. V = k [A] [B]
b. V = k [A]2[B]
c. V = k [A] 2 [B] 2
d. V = k [A] [B] 2
e. V = k [A] [B] 3
11. Berdasarkan percobaan reaksi CaCO3 dengan larutan HCl diperoleh data sebagai berikut:
No Massa dan bentuk CaCO3 Konsentrasi dan suhu HCl
1 3 g, serbuk 2M,400C
2 3 g, butiran 2M,350C
3 3 g, kepingan 2M,300C
4 3 g, serbuk 2M,500C
5 3 g, butiran 2M,600C
Reaksi yang berlangsung paling lambat adalah...
a.1 2 c.3 d.4 e.5
12. Reaksi berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan suhu 100C. Jika pada suhu 400C suatu reaksi berlangsung 3 menit maka pada suhu 700C reaksi akan berlangsung selama...
a. menit c. menit e. menit
b. menit d. menit
13. Suatu reaksi dengan: v = k [A]2[B] jika konsentrasi A dan B diperbesar 4 kali maka v reaksi menjadi...semula
a. 4 kali b. 8 kali c. 16 kali
d. 32 kali e. 64 kali
14. Pernyataan yang benar tentang katalisator adalah …
A. zat yang dapat mempercepat dan memperbesar hasil reaksi
B. zat yang tidak terlibat dalam reaksi
C. zat yang dapat menurunkan energi pengaktifan reaksi
D. zat yang dapat mempercepat semua jenis reaksi
E. zat yang dapat menyederhanakan mekanisme reaksi
Pada reaksi A+B+C→ D diperoleh data:
Persamaan laju reaksinya adalah...
Percobaan ke [A] (M) [B] (M) [C] (M) Laju reaksi (M/s)
1 0,1 0,2 0,2 10
2 0,1 0,3 0,2 15
3 0,2 0,2 0,4 80
4 0,2 0,2 0,8 160
Tentukanlah :a) Persamaan Laju reaksi
b) Harga k dan satuannya
c). Harga laju reaksi Jika
Konsentrasi A,B dan C 0,25 M
Jumat, 22 Oktober 2010
LAJU REAKSI
BAB III :LAJU REAKSI ( KINETIKA KIMIA )
1). Pengertian Laju Reaksi
• Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
• Dinyatakan dengan satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ).
A------B
maka :
Laju reaksi ( v ) = atau v =
Keterangan :
Tanda ( ) pada menunjukkan bahwa konsentrasi zat A berkurang, sedangkan tanda ( + ) pada menunjukkan bahwa konsentrasi zat B bertambah.
Secara umum dapat digambarkan :
2). Stoikiometri Laju Reaksi
Pada persamaan reaksi :
Secara umum dapat dituliskan :
Laju reaksi = = = =
Laju pengurangan B =
Laju pertambahan C =
Laju pertambahan D =
atau :
Laju reaksi = laju berkurangnya A
=
=
=
Jika dituliskan dalam persamaan matematika :
Laju pengurangan A =
Sehingga :
= = =
Catatan :
Perbandingan laju reaksi zat-zat sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya :
Contoh soal :
Tuliskan persamaan laju reaksi untuk reaksi berikut ini :
Jawaban :
Laju reaksi ( v ) = = = =
3). Laju Reaksi Rerata dan Laju Reaksi Sesaat
Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.
Dirumuskan :
=
Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.
Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat ( sumbu y ).
Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t tersebut.
Langkah-langkah menentukan laju reaksi sesaat :
Lukislah garis singgung pada saat t!
Lukislah segitiga untuk menentukan gradien ( kemiringan )!
Laju reaksi sesaat = gradien garis singgung
4). Persamaan Laju Reaksi
Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus :
Keterangan :
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi ( nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis )
x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A
y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B
x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan
Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya akan memperbesar harga k.
Catatan penting :
Orde reaksi ditentukan melalui percobaan dan tidak ada kaitannya dengan koefisien reaksi.
Hukum laju reaksi menyatakan bahwa : “ pada umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat reaktan. “
5). Makna Orde Reaksi
“ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ”
a. Orde reaksi nol.
Reaksi dikatakan ber’orde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu; perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju reaksi.
Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ).
b. Orde reaksi satu.
Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu.
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.
c. Orde reaksi dua.
Suatu reaksi dikatakan ber’orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu.
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.
d. Orde reaksi negatif.
Suatu reaksi ber’orde negatif, jika laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan tersebut.
Jika konsentrasi reaktan itu diperbesar, maka laju reaksi akan semakin kecil.
6). Menentukan Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi tidak dapat diturunkan dari stoikiometri reaksi, tetapi ditentukan melalui percobaan.
Salah 1 cara menentukan persamaan laju reaksi adalah dengan metode laju awal. Menurut cara ini, laju reaksi diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
Pada penentuan laju reaksi seperti ini, ada beberapa variabel yang digunakan yaitu :
o Variabel tetap ( kontrol ) = variabel yang tidak diubah-ubah / dipertahankan sama ( = konsentrasi salah 1 reaktan ).
o Variabel bebas ( manipulasi ) = variabel yang sengaja diubah-ubah untuk memperoleh hubungan antara suatu besaran dengan besaran lain ( = konsentrasi salah 1 reaktan ).
o Variabel terikat = variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas ( variabel terikatnya yaitu laju reaksi ).
Contoh :
Pada reaksi :
diperoleh data :
No [ A ] Molar [ B ] Molar v( M / s )
1 0,2 0,2 0,02
2 0,2 0,4 0,04
3 0,4 0,4 0,16
Tentukan orde reaksi total dan persamaan laju reaksinya!
Jawaban :
Misalnya orde reaksi terhadap A = m; dan orde reaksi terhadap B = n.
• Orde reaksi terhadap A ditentukan dengan membandingkan data [B] yang sama, yaitu data ke-2 dan 3.
m = 2
• Orde reaksi terhadap B ditentukan dengan membandingkan data [A] yang sama, yaitu data ke-1 dan 2.
n = 1
Jadi, orde reaksi terhadap A (m) = 2 dan orde reaksi terhadap B (n) = 1.
• Orde reaksi total = m + n = 2 + 1 = 3.
Persamaan laju reaksinya :
• Untuk menghitung nilai k, dapat diambil dari salah 1 data yang ada ( data ke-1).
• Jadi persamaan laju reaksinya :
7). Teori Tumbukan
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi.
Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur.
Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif.
Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :
a. Frekuensi tumbukan
b. Energi partikel reaktan
c. Arah tumbukan
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ).
Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk.
8). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh :
a. Luas Permukaan Bidang Sentuh.
o Pada reaksi heterogen ( reaksi yang fase reaktannya tidak sama ), misalnya logam Zn dengan larutan HCl; laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi larutan HCl, juga dipengaruhi oleh kondisi logam Zn tersebut.
o Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat daripada serbuk Zn.
o Reaksi akan terjadi antara molekul-molekul HCl dengan atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl.
o Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih sedikit daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn yang ada di permukaan butiran.
o Jika butiran Zn tersebut dihaluskan menjadi serbuk, maka atom-atom Zn yang semula ada di bagian dalam akan berada di bagian permukaan dan terdapat lebih banyak atom Zn yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan HCl.
o Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin meningkat juga.
b. Konsentrasi Reaktan.
Pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan.
Semakin tinggi konsentrasinya berarti semakin banyak molekul dalam setiap satuan luas ruangan; dengan demikian tumbukan antar molekul akan semakin sering terjadi.
Semakin banyak tumbukan yang terjadi, berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan yang efektif akan semakin besar sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
c. Tekanan.
Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat meningkatkan laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan berkurang sehingga konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding terbalik dengan volume; ).
Jika volumenya berkurang, maka memungkinkan bertambahnya jumlah tumbukan yang terjadi karena setiap molekul menjadi lebih berdekatan jaraknya.
d. Suhu.
• Pada umumnya, suhu yang semakin tinggi akan semakin mempercepat reaksi. Meningkatnya suhu akan memperbesar energi kinetik molekul reaktan.
• Oleh karena itu, gerakan antar molekul reaktan akan semakin acak sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul akan semakin besar.
• Akibatnya tumbukan yang efektif akan mudah tercapai dan energi aktivasi akan mudah terlampaui.
• Bila pada setiap kenaikan T oC suatu reaksi berlangsung n kali lebih cepat, maka laju reaksi pada T2 ( = v2 ) bila dibandingkan dengan laju reaksi pada T1 ( = v1 ) dapat dirumuskan :
Keterangan :
T1 = suhu awal
T2 = suhu akhir
V1 = laju reaksi awal ( saat T1 )
V2 = laju reaksi akhir ( saat T2 )
T = besarnya kenaikan suhu
n = kelipatan cepatnya laju reaksi
Contoh :
Laju suatu reaksi menjadi 2 kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10 oC. Bila pada suhu 20 oC reaksi berlangsung dengan laju reaksi 2 x 10-3 M.s-1. Berapa laju reaksi pada suhu 50 oC?
Jawaban :
= 1,6 x 10-2 M.s-1
• Jika yang dibandingkan adalah besaran waktu ( t ) maka :
Keterangan :
T1 = suhu awal
T2 = suhu akhir
t1 = waktu awal ( saat T1 )
t2 = waktu akhir ( saat T2 )
T = besarnya kenaikan suhu
n = kelipatan cepatnya laju reaksi
e. Katalis.
o Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
o Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama.
o Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi ( Ea ) yang lebih rendah daripada jalur reaksi yang ditempuh tanpa katalis.
o Artinya : katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi ( Ea ).
Jenis-jenis katalis yaitu :
Katalis Homogen.
Adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya.
Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara ( fasilitator ).
Contohnya :
o Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.
o Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O
Katalis Heterogen.
Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.
Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan katalis tersebut.
Contohnya :
o Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).
o Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.
o Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega.
o Katalis logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ).
o Katalis logam Fe pada reaksi pembuatan amonia ( proses Haber-Bosch )
Biokatalis ( enzim ).
Adalah katalis yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup.
Mekanisme kerjanya dengan metode “ kunci dan gembok “ atau “ lock and key “ yang dipopulerkan oleh Emil Fischer.
Contohnya :
Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi maltosa.
Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2O
Enzim lipase = menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak.
Autokatalis.
Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.
Contohnya :
Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat ( H2C2O4 ) salah satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat ( MnSO4 ).
Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang terbentuk berfungsi sebagai katalis.
Ada 2 cara yang dilakukan katalis dalam mempercepat reaksi yaitu :
1. Pembentukan senyawa antara ( senyawa kompleks teraktivasi ).
o Pada mumnya reaksi akan berlangsung lambat jika energi aktivasi reaksi tersebut terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung dengan lebih cepat, maka dapat dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasinya.
o Untuk menurunkan energi aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa antara ( transisi ) lain yang mempunyai energi aktivasi lebih rendah.
o Fungsi katalis dalam hal ini adalah mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara yang energinya lebih rendah.
o Katalis yang bekerja dengan metode ini adalah jenis katalis homogen ( = katalis yang mempunyai fase yang sama dengan fase reaktan yang dikatalis ).
Contoh :
, berlangsung melalui 2 tahapan yaitu :
o Jika ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis Z maka tahapan reaksinya menjadi :
2. Adsorpsi.
Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis heterogen.
Pada proses adsorpsi, molekul-molekul reaktan akan teradsorpsi ( terserap ) pada permukaan katalis. Akibatnya molekul-molekul reaktan tersebut akan terkonsentrasi pada permukaan katalis sehingga dapat mempercepat reaksi.
Kemungkinan lain, antar molekul yang bereaksi tersebut akan terjadi gaya tarik sehingga menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi reaktif.
Agar katalisis berlangsung efektif, katalis tidak boleh mengadsorpsi zat hasil reaksi. Bila zat hasil reaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis, maka menyebabkan permukaan katalis menjadi tidak aktif. Keadaan seperti ini disebut katalis telah teracuni dan akan menghambat terjadinya reaksi.
1). Pengertian Laju Reaksi
• Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
• Dinyatakan dengan satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ).
A------B
- • Misalnya pada reaksi :
maka :
Laju reaksi ( v ) = atau v =
Keterangan :
Tanda ( ) pada menunjukkan bahwa konsentrasi zat A berkurang, sedangkan tanda ( + ) pada menunjukkan bahwa konsentrasi zat B bertambah.
Secara umum dapat digambarkan :
2). Stoikiometri Laju Reaksi
Pada persamaan reaksi :
Secara umum dapat dituliskan :
Laju reaksi = = = =
Laju pengurangan B =
Laju pertambahan C =
Laju pertambahan D =
atau :
Laju reaksi = laju berkurangnya A
=
=
=
Jika dituliskan dalam persamaan matematika :
Laju pengurangan A =
Sehingga :
= = =
Catatan :
Perbandingan laju reaksi zat-zat sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya :
Contoh soal :
Tuliskan persamaan laju reaksi untuk reaksi berikut ini :
Jawaban :
Laju reaksi ( v ) = = = =
3). Laju Reaksi Rerata dan Laju Reaksi Sesaat
Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.
Dirumuskan :
=
Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.
Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat ( sumbu y ).
Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t tersebut.
Langkah-langkah menentukan laju reaksi sesaat :
Lukislah garis singgung pada saat t!
Lukislah segitiga untuk menentukan gradien ( kemiringan )!
Laju reaksi sesaat = gradien garis singgung
4). Persamaan Laju Reaksi
Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus :
Keterangan :
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi ( nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis )
x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A
y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B
x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan
Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya akan memperbesar harga k.
Catatan penting :
Orde reaksi ditentukan melalui percobaan dan tidak ada kaitannya dengan koefisien reaksi.
Hukum laju reaksi menyatakan bahwa : “ pada umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat reaktan. “
5). Makna Orde Reaksi
“ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ”
a. Orde reaksi nol.
Reaksi dikatakan ber’orde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu; perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju reaksi.
Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ).
b. Orde reaksi satu.
Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu.
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.
c. Orde reaksi dua.
Suatu reaksi dikatakan ber’orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu.
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.
d. Orde reaksi negatif.
Suatu reaksi ber’orde negatif, jika laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan tersebut.
Jika konsentrasi reaktan itu diperbesar, maka laju reaksi akan semakin kecil.
6). Menentukan Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi tidak dapat diturunkan dari stoikiometri reaksi, tetapi ditentukan melalui percobaan.
Salah 1 cara menentukan persamaan laju reaksi adalah dengan metode laju awal. Menurut cara ini, laju reaksi diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
Pada penentuan laju reaksi seperti ini, ada beberapa variabel yang digunakan yaitu :
o Variabel tetap ( kontrol ) = variabel yang tidak diubah-ubah / dipertahankan sama ( = konsentrasi salah 1 reaktan ).
o Variabel bebas ( manipulasi ) = variabel yang sengaja diubah-ubah untuk memperoleh hubungan antara suatu besaran dengan besaran lain ( = konsentrasi salah 1 reaktan ).
o Variabel terikat = variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas ( variabel terikatnya yaitu laju reaksi ).
Contoh :
Pada reaksi :
diperoleh data :
No [ A ] Molar [ B ] Molar v( M / s )
1 0,2 0,2 0,02
2 0,2 0,4 0,04
3 0,4 0,4 0,16
Tentukan orde reaksi total dan persamaan laju reaksinya!
Jawaban :
Misalnya orde reaksi terhadap A = m; dan orde reaksi terhadap B = n.
• Orde reaksi terhadap A ditentukan dengan membandingkan data [B] yang sama, yaitu data ke-2 dan 3.
m = 2
• Orde reaksi terhadap B ditentukan dengan membandingkan data [A] yang sama, yaitu data ke-1 dan 2.
n = 1
Jadi, orde reaksi terhadap A (m) = 2 dan orde reaksi terhadap B (n) = 1.
• Orde reaksi total = m + n = 2 + 1 = 3.
Persamaan laju reaksinya :
• Untuk menghitung nilai k, dapat diambil dari salah 1 data yang ada ( data ke-1).
• Jadi persamaan laju reaksinya :
7). Teori Tumbukan
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi.
Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur.
Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif.
Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :
a. Frekuensi tumbukan
b. Energi partikel reaktan
c. Arah tumbukan
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ).
Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk.
8). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh :
a. Luas Permukaan Bidang Sentuh.
o Pada reaksi heterogen ( reaksi yang fase reaktannya tidak sama ), misalnya logam Zn dengan larutan HCl; laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi larutan HCl, juga dipengaruhi oleh kondisi logam Zn tersebut.
o Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat daripada serbuk Zn.
o Reaksi akan terjadi antara molekul-molekul HCl dengan atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl.
o Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih sedikit daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn yang ada di permukaan butiran.
o Jika butiran Zn tersebut dihaluskan menjadi serbuk, maka atom-atom Zn yang semula ada di bagian dalam akan berada di bagian permukaan dan terdapat lebih banyak atom Zn yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan HCl.
o Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin meningkat juga.
b. Konsentrasi Reaktan.
Pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan.
Semakin tinggi konsentrasinya berarti semakin banyak molekul dalam setiap satuan luas ruangan; dengan demikian tumbukan antar molekul akan semakin sering terjadi.
Semakin banyak tumbukan yang terjadi, berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan yang efektif akan semakin besar sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
c. Tekanan.
Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat meningkatkan laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan berkurang sehingga konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding terbalik dengan volume; ).
Jika volumenya berkurang, maka memungkinkan bertambahnya jumlah tumbukan yang terjadi karena setiap molekul menjadi lebih berdekatan jaraknya.
d. Suhu.
• Pada umumnya, suhu yang semakin tinggi akan semakin mempercepat reaksi. Meningkatnya suhu akan memperbesar energi kinetik molekul reaktan.
• Oleh karena itu, gerakan antar molekul reaktan akan semakin acak sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul akan semakin besar.
• Akibatnya tumbukan yang efektif akan mudah tercapai dan energi aktivasi akan mudah terlampaui.
• Bila pada setiap kenaikan T oC suatu reaksi berlangsung n kali lebih cepat, maka laju reaksi pada T2 ( = v2 ) bila dibandingkan dengan laju reaksi pada T1 ( = v1 ) dapat dirumuskan :
Keterangan :
T1 = suhu awal
T2 = suhu akhir
V1 = laju reaksi awal ( saat T1 )
V2 = laju reaksi akhir ( saat T2 )
T = besarnya kenaikan suhu
n = kelipatan cepatnya laju reaksi
Contoh :
Laju suatu reaksi menjadi 2 kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10 oC. Bila pada suhu 20 oC reaksi berlangsung dengan laju reaksi 2 x 10-3 M.s-1. Berapa laju reaksi pada suhu 50 oC?
Jawaban :
= 1,6 x 10-2 M.s-1
• Jika yang dibandingkan adalah besaran waktu ( t ) maka :
Keterangan :
T1 = suhu awal
T2 = suhu akhir
t1 = waktu awal ( saat T1 )
t2 = waktu akhir ( saat T2 )
T = besarnya kenaikan suhu
n = kelipatan cepatnya laju reaksi
e. Katalis.
o Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
o Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama.
o Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi ( Ea ) yang lebih rendah daripada jalur reaksi yang ditempuh tanpa katalis.
o Artinya : katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi ( Ea ).
Jenis-jenis katalis yaitu :
Katalis Homogen.
Adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya.
Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara ( fasilitator ).
Contohnya :
o Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.
o Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O
Katalis Heterogen.
Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.
Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan katalis tersebut.
Contohnya :
o Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).
o Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.
o Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega.
o Katalis logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ).
o Katalis logam Fe pada reaksi pembuatan amonia ( proses Haber-Bosch )
Biokatalis ( enzim ).
Adalah katalis yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup.
Mekanisme kerjanya dengan metode “ kunci dan gembok “ atau “ lock and key “ yang dipopulerkan oleh Emil Fischer.
Contohnya :
Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi maltosa.
Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2O
Enzim lipase = menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak.
Autokatalis.
Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.
Contohnya :
Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat ( H2C2O4 ) salah satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat ( MnSO4 ).
Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang terbentuk berfungsi sebagai katalis.
Ada 2 cara yang dilakukan katalis dalam mempercepat reaksi yaitu :
1. Pembentukan senyawa antara ( senyawa kompleks teraktivasi ).
o Pada mumnya reaksi akan berlangsung lambat jika energi aktivasi reaksi tersebut terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung dengan lebih cepat, maka dapat dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasinya.
o Untuk menurunkan energi aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa antara ( transisi ) lain yang mempunyai energi aktivasi lebih rendah.
o Fungsi katalis dalam hal ini adalah mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara yang energinya lebih rendah.
o Katalis yang bekerja dengan metode ini adalah jenis katalis homogen ( = katalis yang mempunyai fase yang sama dengan fase reaktan yang dikatalis ).
Contoh :
, berlangsung melalui 2 tahapan yaitu :
o Jika ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis Z maka tahapan reaksinya menjadi :
2. Adsorpsi.
Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis heterogen.
Pada proses adsorpsi, molekul-molekul reaktan akan teradsorpsi ( terserap ) pada permukaan katalis. Akibatnya molekul-molekul reaktan tersebut akan terkonsentrasi pada permukaan katalis sehingga dapat mempercepat reaksi.
Kemungkinan lain, antar molekul yang bereaksi tersebut akan terjadi gaya tarik sehingga menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi reaktif.
Agar katalisis berlangsung efektif, katalis tidak boleh mengadsorpsi zat hasil reaksi. Bila zat hasil reaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis, maka menyebabkan permukaan katalis menjadi tidak aktif. Keadaan seperti ini disebut katalis telah teracuni dan akan menghambat terjadinya reaksi.
Senin, 06 September 2010
MENGHITUNG ENTALPI REAKSI
1.KALORIMETER
2.ENERGI PEMBENTUKAN
3.ENERGI IKATAN
4.HUKUM HESS
Soal-soal dengan penyelesaian seperti ini tandanya adalah terdapat data sejumlah reaksi dan akhirnya kita disuruh mencari entalpi reaksi tertentu. Cara nya adalah dengan mengatur kembali reaksi-reaksi yang ada sehingga jika reaksi-reaksi tersebut dijumlahkan amaka akan kita peroleh reaksi yang ditanyakan. Contoh soalnya adalah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
“ hitunglah entalpi reaksi A + E -> B + F jika diketahui;
A + D -> C + B ?H = …KJ/mol
B + D -> F ?H = …KJ/mol
E + F -> C + D ?H = …KJ/mol”
Nah yang perlu diingat disini adalah bahwa data entalpi yang ditulis di buku adalah dalam satuan KJ/mol, contohnya entalpi pembentukan CO2 adalah ?H = -394 KJ/mol, ini berarti pembentukan 1 mol CO2 akan membebaskan energi sebanyak 394 KJ. Jika di dalam soal yang ditanyakan misalnya 0,5 mol, 2 mol, atau 3 mol maka tentunya kamu harus mengkonversi terlebih dahulu besar entalpi ini.
2.ENERGI PEMBENTUKAN
3.ENERGI IKATAN
4.HUKUM HESS
Soal-soal dengan penyelesaian seperti ini tandanya adalah terdapat data sejumlah reaksi dan akhirnya kita disuruh mencari entalpi reaksi tertentu. Cara nya adalah dengan mengatur kembali reaksi-reaksi yang ada sehingga jika reaksi-reaksi tersebut dijumlahkan amaka akan kita peroleh reaksi yang ditanyakan. Contoh soalnya adalah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
“ hitunglah entalpi reaksi A + E -> B + F jika diketahui;
A + D -> C + B ?H = …KJ/mol
B + D -> F ?H = …KJ/mol
E + F -> C + D ?H = …KJ/mol”
Nah yang perlu diingat disini adalah bahwa data entalpi yang ditulis di buku adalah dalam satuan KJ/mol, contohnya entalpi pembentukan CO2 adalah ?H = -394 KJ/mol, ini berarti pembentukan 1 mol CO2 akan membebaskan energi sebanyak 394 KJ. Jika di dalam soal yang ditanyakan misalnya 0,5 mol, 2 mol, atau 3 mol maka tentunya kamu harus mengkonversi terlebih dahulu besar entalpi ini.
Minggu, 25 Juli 2010
Hiridisasi
BENTUK MOLEKUL
• Teori Tolakan Pasangan Elektron pada kulit valensi
• Teori Hibridisasi Orbital Atom
A. Teori Tolakan Pasangan Elektron pada kulit valensi
Dalam B.Inggris dikenali sebagai: Valence Shell Electron Pair Repultion Theory (VSEPR)
Menyatakan bahawa pasangan-pasangan elektron yang semuanya bermuatan negatif akan berusaha saling menjauh sehingga tolak menolak antar pasangan elektron menjadi minimum.
Teori ini berasaskan tiga anggapan utama:
• Semua elektron menolak sesama sendiri.
• Pasangan-pasangan elektron (tidak kira ikatan atau pencil) akan mengambil posisi paling jauh daripada satu sama lain.
• Dua atom yang terikat bersama oleh satu ikatan kovalen sentiasa membentuk satu garis lurus.
Akibat daya tarikan antara dua nucleus atom yang terikat bersama, pergerakan dua elektron yang membentuk ikatan tersebut tidak “sebebas” elektron-elektron bukan ikatan.
Ruang pergerakan (orbital) elektron-elektron pencil adalah lebih besar dan ia cenderung berada pada posisi sejauh mungkin daripada pasangan electron ikatan.
Penentuan bilangan pasangan-pasangan elektron ikatan dan pencil pada setiap atom dalam sesuatu sebatian boleh dilakukan dengan melukis struktur lewis Struktur-struktur geometri atom ditentukan mengikut bilangan pasangan elektron (ikatan dan pencil) pada atom pusat. Atomnya terdapat 5 jenis struktur atom.
Bentuk-bentuk molekul boleh diramalkan berdasarkan 5 struktur atom ini.
Meramal Geometri Bagi Sesuatu Molekul
Dalam struktur Lewis, terdapat dua jenis pasangan elektron valensi;
• Pasangan ikatan (dua atom yang terikat bersama)
• Pasangan bukan ikatan (juga dekenali sebagai pasangan pencil)
Pertimbangkan struktur Lewis bagi ammonia:
Daya tolakan antara EMPAT PASANG ELEKTRON menyebabkan susunan TETRAHEDRON dicapai. Susunan ini merupakan susunan yang paling stabil di mana keempat pasangan elektron tersebar paling jauh antara satu sama lain.
Geometri Pasangan Elektron =
karena pasangan elektron ikatan adalah “tampak (bonding) ” dan pasangan elektron bukan ikatan “tidak tampak (nonbonding) ”.
Maka bentuk molekul NH3 adalah piramid trigonal.
Catatan:
• Geometri molekul adalah kedudukan atom dalam sesuatu ruang tertentu.
• Geometri Molekul diramalkan oleh analisis Geometri Pasangan Electron (Geometri Atom).
• Bagi NH3;
o Pada struktur Lewis, terdapat 4 pasangan elektron (3 PEI + 1 PEP).
Geometri Atom = Tetrahedron.
o Pada 3 PEI (antara atom N dan H), atom H dapat dilihat pada ujung ikatan. Tetapi pada PEP, tidak ada atom pada ujungnya, maka “tidak tampak”.
o Oleh karena itu, molekul ammonia mempunyai bentuk piramid trigonal.
Bentuk-bentuk Molekul yang mungkin boleh diramalkan jika diketahui Asas Struktur Geometri .
Sebelum ini kita belajar stuktur-struktur geometri molekul yg mempunyai 1 atom pusat.
Bagaimana struktur geometri molekul yg mempunyai > 1 atom pusat?
Contohnya: Asam asetat H3C-COOH
Geometri asam asetat:
Tabel berbagai kemungkinan bentuk molekul berdasarkan Domain Elektron Ikatan dan Domain Elektron Bebas.
Domain elektron pada atom pusat DEI(p) DEB(q) Rumus Susunan ruang elektron Bentuk molekul geometri molekul Sudut Contoh
2 2 0 AX2 Linear Linear 1800 BeCl2, HgCl2, CO2, HCN
3 3 0 AX3 segitiga sama sisi segitiga datar 1200 BCl3, BF3, AlBr3, CH2O
2 1 AX2E bengkok <1200 SO2, Snl2, O3
4 4 0 AX4 tetrahedron tetrahedral 109.50 CH4, CCl4, CBr4, SiCl4,
3 1 AX3E piramida trigonal 1070 NH3, NF3, PCl3
2 2 AX2E2 huruf "V" 104.50 H2O, H2S, SCl2
5 5 0 AX5 bipiramida trigonal bipiramida trigonal Ek-Ek:1200 Ek-Ak:900 Ak-Ak:1800 PCl5
4 1 AX4E bidang 4 (tetrahedron terdistorsi) Ek-Ek:<1200 Ek-Ak:900 Ak-Ak:1800 SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk "T" Ek-Ak:900 Ak-Ak:1800 ClF3
2 3 AX2E3 Linear 1800 XeF2
6 6 0 AX6 Oktahedron Oktahedral 900 SF6
5 1 AX5E Bipiramida segiempat Ak-Ek:900 IF5
4 2 AX4E2 Segiempat Datar 900 XeF4
2 4 AX2E4 Linear 1800 -
B. Teori hibridisasi orbital atom
Teori ikatan valensi dapat juga diterapkan dalam molekul poliatomik, tetapi dibutuhkan skema khusus tertentu untuk menjelaskan geometri molekul. Berikut adalah contoh perlakuan teori ikatan valensi terhadap ikatan dalam molekul poliatomik.
1. Hibridisasi sp3
Untuk menjelaskan mengenai hibridisasi sp3 pada molekul poliatomik, akan digunakan contoh molekul metana (CH4). Metana memiliki atom pusat sebuah karbon yang berkoordinasi secara terahedral. Oleh karena itu, atom karbon pusat haruslah memiliki orbital-orbital yang simetri tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi dasar dari karbon adalah :
Dengan teori ikatan valensi, maka dapat diprediksi bahwa berdasarkan pada keberadaan dua orbital yang terisi setengah, atom C akan membentuk dua buah ikatan kovalen membentuk CH2. Namun CH2 merupakan molekul yang sangat reaktif sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan terbentuknya molekul CH4.
Untuk itu, digunakan teori hibridisasi, dimana langkah awal adalah eksitasi satu atau lebih elektron valensi C
Proton yang membentuk inti hidrogen akan akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk orbital hibrid. Dalam kasus CH4 ini, orbital 2s bergabung dengan orbital 2p membentuk hibrid sp3 menjadi:
2. Hibridisasi sp2
Untuk melihat contoh dari hibridisasi sp2 akan digunakan contoh molekul etilena(C2H4) yang memiliki ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya. Rumus bangun etilena ditunjukan dalam ganbar (2)
Gambar 2 Rumus bangun eilena
Dalam ikatan etilena ini, karbon akan membentuk hibridisasi sp2, dalam hibridisasi sp2 ini, orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital 2p membentuk tiga orbital sp2 dengan 1 orbital p tersisa.
3. Hibridisasi sp
Hibridisasi sp terjadi dalam molekul dengan ikatan rangkap tiga seperti halnya alkuna. Contoh hibridisasi sp adalah:
Dalam model ini, orbital 2s hanya bergabung dengan satu orbital-p, menghasilkan dua orbital sp dan menyisakan dua orbital p.
Hibridisasi dapat digunakan untuk menyatakan bentuk geometri molekul sebagaimana halnya teori VSEPR.
• AX1 (contoh: LiH): tidak ada hibridisasi; berbentuk linear
• AX2 (contoh: BeCl2): hibridisasi sp; berbentuk Linear atau diagonal; sudut ikat cos−1(−1) = 180°
o AX2E (contoh: GeF2): berbentuk V, < 120°
• AX3 (contoh: BCl3): hibridisasi sp2; berbentuk datar trigonal; sudut ikat cos−1(−1/2) = 120°
o AX3E (contoh: NH3): piramida trigonal, 107°
• AX4 (contoh: CCl4): hibridisasi sp3; berbentuk tetrahedral; sudut ikat cos−1(−1/3) ≈ 109.5°
• AX5 (contoh: PCl5): hibridisasi sp3d; berbentuk Bipiramida trigonal
• AX6 (contoh: SF6): hibridisasi sp3d2; berbentuk oktahedral (atau bipiramida persegi)
Penentuan geometri molekul dengan menggunakan hibridisasi orbital ini tidak dapat dilakukan dengan akurat apabila terdapat pasangan elektron bebas dalam atom pusat, hal ini dikarenakan gaya tolakan yang besar antara pasangan elektron bebas akan memperkecil sudut ikat dari molekul tersebut.
Hibridisasi dan Bentuk Molekul Berbagai macam tipe hibridisasi:
Orbital Asal Orbital Hibrida Bentuk orbital Hibrida Geometri
s,p sp Linear
s,p,p sp2 Segitiga planar
s,p,p,p sp3 Tetrahedron
s,p,p,p,d sp3d Bipirimida trigonal
s,p,p,p,d,d sp3d2 oktahedron
• Teori Tolakan Pasangan Elektron pada kulit valensi
• Teori Hibridisasi Orbital Atom
A. Teori Tolakan Pasangan Elektron pada kulit valensi
Dalam B.Inggris dikenali sebagai: Valence Shell Electron Pair Repultion Theory (VSEPR)
Menyatakan bahawa pasangan-pasangan elektron yang semuanya bermuatan negatif akan berusaha saling menjauh sehingga tolak menolak antar pasangan elektron menjadi minimum.
Teori ini berasaskan tiga anggapan utama:
• Semua elektron menolak sesama sendiri.
• Pasangan-pasangan elektron (tidak kira ikatan atau pencil) akan mengambil posisi paling jauh daripada satu sama lain.
• Dua atom yang terikat bersama oleh satu ikatan kovalen sentiasa membentuk satu garis lurus.
Akibat daya tarikan antara dua nucleus atom yang terikat bersama, pergerakan dua elektron yang membentuk ikatan tersebut tidak “sebebas” elektron-elektron bukan ikatan.
Ruang pergerakan (orbital) elektron-elektron pencil adalah lebih besar dan ia cenderung berada pada posisi sejauh mungkin daripada pasangan electron ikatan.
Penentuan bilangan pasangan-pasangan elektron ikatan dan pencil pada setiap atom dalam sesuatu sebatian boleh dilakukan dengan melukis struktur lewis Struktur-struktur geometri atom ditentukan mengikut bilangan pasangan elektron (ikatan dan pencil) pada atom pusat. Atomnya terdapat 5 jenis struktur atom.
Bentuk-bentuk molekul boleh diramalkan berdasarkan 5 struktur atom ini.
Meramal Geometri Bagi Sesuatu Molekul
Dalam struktur Lewis, terdapat dua jenis pasangan elektron valensi;
• Pasangan ikatan (dua atom yang terikat bersama)
• Pasangan bukan ikatan (juga dekenali sebagai pasangan pencil)
Pertimbangkan struktur Lewis bagi ammonia:
Daya tolakan antara EMPAT PASANG ELEKTRON menyebabkan susunan TETRAHEDRON dicapai. Susunan ini merupakan susunan yang paling stabil di mana keempat pasangan elektron tersebar paling jauh antara satu sama lain.
Geometri Pasangan Elektron =
karena pasangan elektron ikatan adalah “tampak (bonding) ” dan pasangan elektron bukan ikatan “tidak tampak (nonbonding) ”.
Maka bentuk molekul NH3 adalah piramid trigonal.
Catatan:
• Geometri molekul adalah kedudukan atom dalam sesuatu ruang tertentu.
• Geometri Molekul diramalkan oleh analisis Geometri Pasangan Electron (Geometri Atom).
• Bagi NH3;
o Pada struktur Lewis, terdapat 4 pasangan elektron (3 PEI + 1 PEP).
Geometri Atom = Tetrahedron.
o Pada 3 PEI (antara atom N dan H), atom H dapat dilihat pada ujung ikatan. Tetapi pada PEP, tidak ada atom pada ujungnya, maka “tidak tampak”.
o Oleh karena itu, molekul ammonia mempunyai bentuk piramid trigonal.
Bentuk-bentuk Molekul yang mungkin boleh diramalkan jika diketahui Asas Struktur Geometri .
Sebelum ini kita belajar stuktur-struktur geometri molekul yg mempunyai 1 atom pusat.
Bagaimana struktur geometri molekul yg mempunyai > 1 atom pusat?
Contohnya: Asam asetat H3C-COOH
Geometri asam asetat:
Tabel berbagai kemungkinan bentuk molekul berdasarkan Domain Elektron Ikatan dan Domain Elektron Bebas.
Domain elektron pada atom pusat DEI(p) DEB(q) Rumus Susunan ruang elektron Bentuk molekul geometri molekul Sudut Contoh
2 2 0 AX2 Linear Linear 1800 BeCl2, HgCl2, CO2, HCN
3 3 0 AX3 segitiga sama sisi segitiga datar 1200 BCl3, BF3, AlBr3, CH2O
2 1 AX2E bengkok <1200 SO2, Snl2, O3
4 4 0 AX4 tetrahedron tetrahedral 109.50 CH4, CCl4, CBr4, SiCl4,
3 1 AX3E piramida trigonal 1070 NH3, NF3, PCl3
2 2 AX2E2 huruf "V" 104.50 H2O, H2S, SCl2
5 5 0 AX5 bipiramida trigonal bipiramida trigonal Ek-Ek:1200 Ek-Ak:900 Ak-Ak:1800 PCl5
4 1 AX4E bidang 4 (tetrahedron terdistorsi) Ek-Ek:<1200 Ek-Ak:900 Ak-Ak:1800 SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk "T" Ek-Ak:900 Ak-Ak:1800 ClF3
2 3 AX2E3 Linear 1800 XeF2
6 6 0 AX6 Oktahedron Oktahedral 900 SF6
5 1 AX5E Bipiramida segiempat Ak-Ek:900 IF5
4 2 AX4E2 Segiempat Datar 900 XeF4
2 4 AX2E4 Linear 1800 -
B. Teori hibridisasi orbital atom
Teori ikatan valensi dapat juga diterapkan dalam molekul poliatomik, tetapi dibutuhkan skema khusus tertentu untuk menjelaskan geometri molekul. Berikut adalah contoh perlakuan teori ikatan valensi terhadap ikatan dalam molekul poliatomik.
1. Hibridisasi sp3
Untuk menjelaskan mengenai hibridisasi sp3 pada molekul poliatomik, akan digunakan contoh molekul metana (CH4). Metana memiliki atom pusat sebuah karbon yang berkoordinasi secara terahedral. Oleh karena itu, atom karbon pusat haruslah memiliki orbital-orbital yang simetri tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi dasar dari karbon adalah :
Dengan teori ikatan valensi, maka dapat diprediksi bahwa berdasarkan pada keberadaan dua orbital yang terisi setengah, atom C akan membentuk dua buah ikatan kovalen membentuk CH2. Namun CH2 merupakan molekul yang sangat reaktif sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan terbentuknya molekul CH4.
Untuk itu, digunakan teori hibridisasi, dimana langkah awal adalah eksitasi satu atau lebih elektron valensi C
Proton yang membentuk inti hidrogen akan akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk orbital hibrid. Dalam kasus CH4 ini, orbital 2s bergabung dengan orbital 2p membentuk hibrid sp3 menjadi:
2. Hibridisasi sp2
Untuk melihat contoh dari hibridisasi sp2 akan digunakan contoh molekul etilena(C2H4) yang memiliki ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya. Rumus bangun etilena ditunjukan dalam ganbar (2)
Gambar 2 Rumus bangun eilena
Dalam ikatan etilena ini, karbon akan membentuk hibridisasi sp2, dalam hibridisasi sp2 ini, orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital 2p membentuk tiga orbital sp2 dengan 1 orbital p tersisa.
3. Hibridisasi sp
Hibridisasi sp terjadi dalam molekul dengan ikatan rangkap tiga seperti halnya alkuna. Contoh hibridisasi sp adalah:
Dalam model ini, orbital 2s hanya bergabung dengan satu orbital-p, menghasilkan dua orbital sp dan menyisakan dua orbital p.
Hibridisasi dapat digunakan untuk menyatakan bentuk geometri molekul sebagaimana halnya teori VSEPR.
• AX1 (contoh: LiH): tidak ada hibridisasi; berbentuk linear
• AX2 (contoh: BeCl2): hibridisasi sp; berbentuk Linear atau diagonal; sudut ikat cos−1(−1) = 180°
o AX2E (contoh: GeF2): berbentuk V, < 120°
• AX3 (contoh: BCl3): hibridisasi sp2; berbentuk datar trigonal; sudut ikat cos−1(−1/2) = 120°
o AX3E (contoh: NH3): piramida trigonal, 107°
• AX4 (contoh: CCl4): hibridisasi sp3; berbentuk tetrahedral; sudut ikat cos−1(−1/3) ≈ 109.5°
• AX5 (contoh: PCl5): hibridisasi sp3d; berbentuk Bipiramida trigonal
• AX6 (contoh: SF6): hibridisasi sp3d2; berbentuk oktahedral (atau bipiramida persegi)
Penentuan geometri molekul dengan menggunakan hibridisasi orbital ini tidak dapat dilakukan dengan akurat apabila terdapat pasangan elektron bebas dalam atom pusat, hal ini dikarenakan gaya tolakan yang besar antara pasangan elektron bebas akan memperkecil sudut ikat dari molekul tersebut.
Hibridisasi dan Bentuk Molekul Berbagai macam tipe hibridisasi:
Orbital Asal Orbital Hibrida Bentuk orbital Hibrida Geometri
s,p sp Linear
s,p,p sp2 Segitiga planar
s,p,p,p sp3 Tetrahedron
s,p,p,p,d sp3d Bipirimida trigonal
s,p,p,p,d,d sp3d2 oktahedron
Selasa, 13 Juli 2010
STRUKTUR ATOM
Perkembangan Model Atom
Kata Kunci: Model Atom Ernest Rutherford, Model Atom John Dalton, Model Atom Joseph John Thompson, Model Atom Mekanika Gelombang, Model Atom Niels Bohr
Ditulis oleh Ratna dkk pada 13-04-2009
Penelitian-penelitian terbaru menyebabkan teori dan model atom semakin berkembang dan kebenarannya semakin nyata. Teori dan model atom dimulai dengan penelitian yang dilakukan oleh John Dalton yang selanjutnya dikembangkan oleh Joseph John Thompson, Ernest Rutherford, Niels Bohr dan teori atom menggunakan mekanika gelombang.
Model Atom John Dalton
Hukum kekekalan massa yang disampaikan oleh Lavoisier dan hukum perbandingan tetap yang dijelaskan oleh Proust mendasari John Dalton untuk mengemukakan teori dan model atomnya pada tahun 1803. John Dalton menjelaskan bahwa atom merupakan partikel terkecil unsur yang tidak dapat dibagi lagi, kekal dan tidak dapat dimusnahkan demikian juga tidak dapat diciptakan. Atom-atom dari unsur yang sama mempunyai bentuk yang sama dan tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
atomdalton
Model atom John Dalton
Model Atom Joseph John Thompson
Joseph John Thompson merupakan penemu elektron. Thompson mencoba menjelaskan keberadaan elektron menggunakan teori dan model atomnya. Menurut Thompson, elektron tersebar secara merata di dalam atom yang dianggap sebagai suatu bola yang bermuatan positif. Model atom yang dikemukakan oleh Thompson sering disebut sebagai model roti kismis dengan roti sebagai atom yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar merata di seluruh bagian roti. Atom secara keseluruhan bersifat netral.
atom-thomson
Model atom Joseph John Thompson
Model Atom Ernest Rutherford
Penelitian penembakan sinar alfa pada plat tipis emas membuat Rutherford dapat mengusulkan teori dan model atom untuk memperbaiki teori dan model atom Thompson. Menurut Rutherford, atom mempunyai inti yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa atom dan elektron-elektron mengelilinginya.
Rutherford berhasil menemukan bahwa inti atom bermuatan positif dan elektron berada diluar inti atom. Akan tetapi teori dan model atom yang dikemukakan oleh Rutherford juga masih mempunyai kelemahan yaitu teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena kenapa elektron tidak dapat jatuh ke inti atom. Padahal menurut fisika klasik, partikel termasuk elektron yang mengorbit pada lintasannya akan melepas energi dalam bentuk radiasi sehingga elektron akan mengorbit secara spiral dan akhirnya jatuh ke iti atom.
atomrutherford
Model Atom Ernest Rutherford
Model Atom Niels Bohr
Niels Bohr selanjutnya menyempurnakan model atom yang dikemukakan oeh Rutherford. Penjelasan Bohr didasarkan pada penelitiannya tentang spektrum garis atom hidrogen. Beberapa hal yang dijelaskan oleh Bohr adalah
* Elektron mengorbit pada tingkat energi tertentu yang disebut kulit
* Tiap elektron mempunyai energi tertentu yang cocok dengan tingkat energi kulit
* Dalam keadaan stasioner, elektron tidak melepas dan menyerap energi
* Elektron dapat berpindah posisi dari tingkat energi tinggi menuju tingkat energi rendah dan sebaliknya dengan menyerap dan melepas energi
atombohr
Model Atom Niels Bohr
Model Atom Mekanika Gelombang
Perkembangan model atom terbaru dikemukakan oleh model atom berdasarkan mekanika kuantum. Penjelasan ini berdasarkan tiga teori yaitu
* Teori dualisme gelombang partikel elektron yang dikemukakan oleh de Broglie pada tahun 1924
* Azas ketidakpastian yang dikemukakan oeh Heisenberg pada tahun 1927
* Teori persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1926
Menurut model atom ini, elektron tidak mengorbit pada lintasan tertentu sehingga lintasan yang dikemukakan oleh Bohr bukan suatu kebenaran. Model atom ini menjelaskan bahwa elektron-elektron berada dalam orbita-orbital dengan tingkat energi tertentu. Orbital merupakan daerah dengan kemungkinan terbesar untuk menemukan elektron disekitar inti atom.
Model Atom Mekanika Quantum
Model Atom Mekanika Quantum
Perkembangan Model Atom
Kata Kunci: Model Atom Ernest Rutherford, Model Atom John Dalton, Model Atom Joseph John Thompson, Model Atom Mekanika Gelombang, Model Atom Niels Bohr
Ditulis oleh Ratna dkk pada 13-04-2009
Penelitian-penelitian terbaru menyebabkan teori dan model atom semakin berkembang dan kebenarannya semakin nyata. Teori dan model atom dimulai dengan penelitian yang dilakukan oleh John Dalton yang selanjutnya dikembangkan oleh Joseph John Thompson, Ernest Rutherford, Niels Bohr dan teori atom menggunakan mekanika gelombang.
Model Atom John Dalton
Hukum kekekalan massa yang disampaikan oleh Lavoisier dan hukum perbandingan tetap yang dijelaskan oleh Proust mendasari John Dalton untuk mengemukakan teori dan model atomnya pada tahun 1803. John Dalton menjelaskan bahwa atom merupakan partikel terkecil unsur yang tidak dapat dibagi lagi, kekal dan tidak dapat dimusnahkan demikian juga tidak dapat diciptakan. Atom-atom dari unsur yang sama mempunyai bentuk yang sama dan tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
atomdalton
Model atom John Dalton
Model Atom Joseph John Thompson
Joseph John Thompson merupakan penemu elektron. Thompson mencoba menjelaskan keberadaan elektron menggunakan teori dan model atomnya. Menurut Thompson, elektron tersebar secara merata di dalam atom yang dianggap sebagai suatu bola yang bermuatan positif. Model atom yang dikemukakan oleh Thompson sering disebut sebagai model roti kismis dengan roti sebagai atom yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar merata di seluruh bagian roti. Atom secara keseluruhan bersifat netral.
atom-thomson
Model atom Joseph John Thompson
Model Atom Ernest Rutherford
Penelitian penembakan sinar alfa pada plat tipis emas membuat Rutherford dapat mengusulkan teori dan model atom untuk memperbaiki teori dan model atom Thompson. Menurut Rutherford, atom mempunyai inti yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa atom dan elektron-elektron mengelilinginya.
Rutherford berhasil menemukan bahwa inti atom bermuatan positif dan elektron berada diluar inti atom. Akan tetapi teori dan model atom yang dikemukakan oleh Rutherford juga masih mempunyai kelemahan yaitu teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena kenapa elektron tidak dapat jatuh ke inti atom. Padahal menurut fisika klasik, partikel termasuk elektron yang mengorbit pada lintasannya akan melepas energi dalam bentuk radiasi sehingga elektron akan mengorbit secara spiral dan akhirnya jatuh ke iti atom.
atomrutherford
Model Atom Ernest Rutherford
Model Atom Niels Bohr
Niels Bohr selanjutnya menyempurnakan model atom yang dikemukakan oeh Rutherford. Penjelasan Bohr didasarkan pada penelitiannya tentang spektrum garis atom hidrogen. Beberapa hal yang dijelaskan oleh Bohr adalah
* Elektron mengorbit pada tingkat energi tertentu yang disebut kulit
* Tiap elektron mempunyai energi tertentu yang cocok dengan tingkat energi kulit
* Dalam keadaan stasioner, elektron tidak melepas dan menyerap energi
* Elektron dapat berpindah posisi dari tingkat energi tinggi menuju tingkat energi rendah dan sebaliknya dengan menyerap dan melepas energi
atombohr
Model Atom Niels Bohr
Model Atom Mekanika Gelombang
Perkembangan model atom terbaru dikemukakan oleh model atom berdasarkan mekanika kuantum. Penjelasan ini berdasarkan tiga teori yaitu
* Teori dualisme gelombang partikel elektron yang dikemukakan oleh de Broglie pada tahun 1924
* Azas ketidakpastian yang dikemukakan oeh Heisenberg pada tahun 1927
* Teori persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1926
Menurut model atom ini, elektron tidak mengorbit pada lintasan tertentu sehingga lintasan yang dikemukakan oleh Bohr bukan suatu kebenaran. Model atom ini menjelaskan bahwa elektron-elektron berada dalam orbita-orbital dengan tingkat energi tertentu. Orbital merupakan daerah dengan kemungkinan terbesar untuk menemukan elektron disekitar inti atom.
Model Atom Mekanika Quantum
Model Atom Mekanika Quantum
Kata Kunci: Model Atom Ernest Rutherford, Model Atom John Dalton, Model Atom Joseph John Thompson, Model Atom Mekanika Gelombang, Model Atom Niels Bohr
Ditulis oleh Ratna dkk pada 13-04-2009
Penelitian-penelitian terbaru menyebabkan teori dan model atom semakin berkembang dan kebenarannya semakin nyata. Teori dan model atom dimulai dengan penelitian yang dilakukan oleh John Dalton yang selanjutnya dikembangkan oleh Joseph John Thompson, Ernest Rutherford, Niels Bohr dan teori atom menggunakan mekanika gelombang.
Model Atom John Dalton
Hukum kekekalan massa yang disampaikan oleh Lavoisier dan hukum perbandingan tetap yang dijelaskan oleh Proust mendasari John Dalton untuk mengemukakan teori dan model atomnya pada tahun 1803. John Dalton menjelaskan bahwa atom merupakan partikel terkecil unsur yang tidak dapat dibagi lagi, kekal dan tidak dapat dimusnahkan demikian juga tidak dapat diciptakan. Atom-atom dari unsur yang sama mempunyai bentuk yang sama dan tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
atomdalton
Model atom John Dalton
Model Atom Joseph John Thompson
Joseph John Thompson merupakan penemu elektron. Thompson mencoba menjelaskan keberadaan elektron menggunakan teori dan model atomnya. Menurut Thompson, elektron tersebar secara merata di dalam atom yang dianggap sebagai suatu bola yang bermuatan positif. Model atom yang dikemukakan oleh Thompson sering disebut sebagai model roti kismis dengan roti sebagai atom yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar merata di seluruh bagian roti. Atom secara keseluruhan bersifat netral.
atom-thomson
Model atom Joseph John Thompson
Model Atom Ernest Rutherford
Penelitian penembakan sinar alfa pada plat tipis emas membuat Rutherford dapat mengusulkan teori dan model atom untuk memperbaiki teori dan model atom Thompson. Menurut Rutherford, atom mempunyai inti yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa atom dan elektron-elektron mengelilinginya.
Rutherford berhasil menemukan bahwa inti atom bermuatan positif dan elektron berada diluar inti atom. Akan tetapi teori dan model atom yang dikemukakan oleh Rutherford juga masih mempunyai kelemahan yaitu teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena kenapa elektron tidak dapat jatuh ke inti atom. Padahal menurut fisika klasik, partikel termasuk elektron yang mengorbit pada lintasannya akan melepas energi dalam bentuk radiasi sehingga elektron akan mengorbit secara spiral dan akhirnya jatuh ke iti atom.
atomrutherford
Model Atom Ernest Rutherford
Model Atom Niels Bohr
Niels Bohr selanjutnya menyempurnakan model atom yang dikemukakan oeh Rutherford. Penjelasan Bohr didasarkan pada penelitiannya tentang spektrum garis atom hidrogen. Beberapa hal yang dijelaskan oleh Bohr adalah
* Elektron mengorbit pada tingkat energi tertentu yang disebut kulit
* Tiap elektron mempunyai energi tertentu yang cocok dengan tingkat energi kulit
* Dalam keadaan stasioner, elektron tidak melepas dan menyerap energi
* Elektron dapat berpindah posisi dari tingkat energi tinggi menuju tingkat energi rendah dan sebaliknya dengan menyerap dan melepas energi
atombohr
Model Atom Niels Bohr
Model Atom Mekanika Gelombang
Perkembangan model atom terbaru dikemukakan oleh model atom berdasarkan mekanika kuantum. Penjelasan ini berdasarkan tiga teori yaitu
* Teori dualisme gelombang partikel elektron yang dikemukakan oleh de Broglie pada tahun 1924
* Azas ketidakpastian yang dikemukakan oeh Heisenberg pada tahun 1927
* Teori persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1926
Menurut model atom ini, elektron tidak mengorbit pada lintasan tertentu sehingga lintasan yang dikemukakan oleh Bohr bukan suatu kebenaran. Model atom ini menjelaskan bahwa elektron-elektron berada dalam orbita-orbital dengan tingkat energi tertentu. Orbital merupakan daerah dengan kemungkinan terbesar untuk menemukan elektron disekitar inti atom.
Model Atom Mekanika Quantum
Model Atom Mekanika Quantum
Sabtu, 29 Mei 2010
KOLOID
A.KOLOID
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi Pendispersi Nama koloid Contoh
Gas Gas Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen
Gas Cair Busa Buih, sabun, ombak, krim kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur busa
Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, kabut, hair spray di udara
Cair Cair Emulsi Air santan, air susu, mayones
Cair Padat Gel Mentega, agar-agar
Padat Gas Aerosol padat Debu, gas knalpot, asap
Padat Cair Sol Cat, tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca, lumpur
B. Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam menggumpal
lumpur + tawas menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.
Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi
Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.
Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
C. Pembuatan Sistem Koloid
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O Al(OH)3(s) + HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
4. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S 6 H2O + As2S3
5. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
Contoh: sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.
sol NiS dengan menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air.
endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
4. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen.
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran heterogen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh: pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu dengan air.
D. Komponen Penyusun Koloid
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
E. Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
F. Penggunaan Sistem Koloid
1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.
4. Industri : tinta, cat.
G.Beberapa Macam Koloid
1. Aerosol
adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: aerosol padat: debu, asap.
aerosol cair: kabut, awan.
Bahan pendingin dan pendorong yang sering digunakan adalah Kloro Fluoro Karbon (CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk mengemulsikan minyak dan air.
kasein sebagai emulgator pada susu.
3. Sol
adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.
No. Hidrofob Hidrofil
a. Tidak menarik molekul air tetapi mengadsorbsi ion Menarik molekul air hingga menyelubungi partikel terdispersi
b. Tidak reversible, apabila mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi Reversibel, bila mengalami koagulasi akan dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi medium pendispersinya
c. Biasanya terdiri atas zat anorganik Biasanya terdiri atas zat organik
d. Kekentalannya rendah Kekentalannya tinggi
e. Gerak Brown terlihat jelas Gerak Brown tidak jelas
f. Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
g. Umumnya dibuat dengan cara kondensasi Umumnya dibuat dengan cara dispersi
h. Efek Tyndall jelas Efek Tyndall kurang jelas
i. Contoh: sol logam, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfida Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol gelatin
4. Gel/Jel
adalah koloid liofil setengah kaku.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly untuk menata rambut.
5. Buih
adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: sabun, detergen, protein.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih yaitu eter, isoamil alkohol.
H.SABUN/DETERGEN
adalah zat yang molekulnya terdiri atas hidrofob dan sekaligus gugus hidrofil.
I. PENJERNIHAN AIR SUNGAI
1. Air sungai mengandung lumpur ditambah tawas air jernih.
2. Air jernih ditambah kaporit air jernih bebas kuman.
3. Air jernih bebas kuman disaring air bersih
Sifat-sifat khas koloid meliputi :
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-
c. Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
e. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.
Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
Koloid Liofob: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi Pendispersi Nama koloid Contoh
Gas Gas Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen
Gas Cair Busa Buih, sabun, ombak, krim kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur busa
Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, kabut, hair spray di udara
Cair Cair Emulsi Air santan, air susu, mayones
Cair Padat Gel Mentega, agar-agar
Padat Gas Aerosol padat Debu, gas knalpot, asap
Padat Cair Sol Cat, tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca, lumpur
B. Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam menggumpal
lumpur + tawas menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.
Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi
Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.
Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
C. Pembuatan Sistem Koloid
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O Al(OH)3(s) + HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
4. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S 6 H2O + As2S3
5. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
Contoh: sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.
sol NiS dengan menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air.
endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
4. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen.
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran heterogen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh: pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu dengan air.
D. Komponen Penyusun Koloid
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
E. Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
F. Penggunaan Sistem Koloid
1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.
4. Industri : tinta, cat.
G.Beberapa Macam Koloid
1. Aerosol
adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: aerosol padat: debu, asap.
aerosol cair: kabut, awan.
Bahan pendingin dan pendorong yang sering digunakan adalah Kloro Fluoro Karbon (CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk mengemulsikan minyak dan air.
kasein sebagai emulgator pada susu.
3. Sol
adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.
No. Hidrofob Hidrofil
a. Tidak menarik molekul air tetapi mengadsorbsi ion Menarik molekul air hingga menyelubungi partikel terdispersi
b. Tidak reversible, apabila mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi Reversibel, bila mengalami koagulasi akan dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi medium pendispersinya
c. Biasanya terdiri atas zat anorganik Biasanya terdiri atas zat organik
d. Kekentalannya rendah Kekentalannya tinggi
e. Gerak Brown terlihat jelas Gerak Brown tidak jelas
f. Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
g. Umumnya dibuat dengan cara kondensasi Umumnya dibuat dengan cara dispersi
h. Efek Tyndall jelas Efek Tyndall kurang jelas
i. Contoh: sol logam, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfida Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol gelatin
4. Gel/Jel
adalah koloid liofil setengah kaku.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly untuk menata rambut.
5. Buih
adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: sabun, detergen, protein.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih yaitu eter, isoamil alkohol.
H.SABUN/DETERGEN
adalah zat yang molekulnya terdiri atas hidrofob dan sekaligus gugus hidrofil.
I. PENJERNIHAN AIR SUNGAI
1. Air sungai mengandung lumpur ditambah tawas air jernih.
2. Air jernih ditambah kaporit air jernih bebas kuman.
3. Air jernih bebas kuman disaring air bersih
Sifat-sifat khas koloid meliputi :
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-
c. Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
e. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.
Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
Koloid Liofob: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.
KOLOID
A.KOLOID
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi
Pendispersi
Nama koloid
Contoh
Gas
Gas
Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen
Gas
Cair
Busa
Buih, sabun, ombak, krim kocok
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, kasur busa
Cair
Gas
Aerosol cair
Obat semprot, kabut, hair spray di udara
Cair
Cair
Emulsi
Air santan, air susu, mayones
Cair
Padat
Gel
Mentega, agar-agar
Padat
Gas
Aerosol padat
Debu, gas knalpot, asap
Padat
Cair
Sol
Cat, tinta
Padat
Padat
Sol Padat
Tanah, kaca, lumpur
B. Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
§ Perubahan suhu.
§ Pengadukan.
§ Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
§ Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.
Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi
Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.
Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
C. Pembuatan Sistem Koloid
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
4. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S —> 6 H2O + As2S3
5. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
Contoh: sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.
sol NiS dengan menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air.
endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
4. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen.
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran heterogen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh: pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu dengan air.
D. Komponen Penyusun Koloid
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
E. Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
F. Penggunaan Sistem Koloid
1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.
4. Industri : tinta, cat.
G.Beberapa Macam Koloid
1. Aerosol
adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: aerosol padat: debu, asap.
aerosol cair: kabut, awan.
Bahan pendingin dan pendorong yang sering digunakan adalah Kloro Fluoro Karbon (CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk mengemulsikan minyak dan air.
kasein sebagai emulgator pada susu.
3. Sol
adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.
No.
Hidrofob
Hidrofil
a.
Tidak menarik molekul air tetapi mengadsorbsi ion
Menarik molekul air hingga menyelubungi partikel terdispersi
b.
Tidak reversible, apabila mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi
Reversibel, bila mengalami koagulasi akan dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi medium pendispersinya
c.
Biasanya terdiri atas zat anorganik
Biasanya terdiri atas zat organik
d.
Kekentalannya rendah
Kekentalannya tinggi
e.
Gerak Brown terlihat jelas
Gerak Brown tidak jelas
f.
Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit
Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
g.
Umumnya dibuat dengan cara kondensasi
Umumnya dibuat dengan cara dispersi
h.
Efek Tyndall jelas
Efek Tyndall kurang jelas
i.
Contoh: sol logam, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfida
Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol gelatin
4. Gel/Jel
adalah koloid liofil setengah kaku.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly untuk menata rambut.
5. Buih
adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: sabun, detergen, protein.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih yaitu eter, isoamil alkohol.
H.SABUN/DETERGEN
adalah zat yang molekulnya terdiri atas hidrofob dan sekaligus gugus hidrofil.
I. PENJERNIHAN AIR SUNGAI
1. Air sungai mengandung lumpur ditambah tawas ® air jernih.
2. Air jernih ditambah kaporit ® air jernih bebas kuman.
3. Air jernih bebas kuman disaring ® air bersih
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi
Pendispersi
Nama koloid
Contoh
Gas
Gas
Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen
Gas
Cair
Busa
Buih, sabun, ombak, krim kocok
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, kasur busa
Cair
Gas
Aerosol cair
Obat semprot, kabut, hair spray di udara
Cair
Cair
Emulsi
Air santan, air susu, mayones
Cair
Padat
Gel
Mentega, agar-agar
Padat
Gas
Aerosol padat
Debu, gas knalpot, asap
Padat
Cair
Sol
Cat, tinta
Padat
Padat
Sol Padat
Tanah, kaca, lumpur
B. Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
§ Perubahan suhu.
§ Pengadukan.
§ Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
§ Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.
Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi
Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.
Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
C. Pembuatan Sistem Koloid
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
4. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S —> 6 H2O + As2S3
5. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
Contoh: sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.
sol NiS dengan menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air.
endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
4. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen.
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran heterogen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh: pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu dengan air.
D. Komponen Penyusun Koloid
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
E. Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
F. Penggunaan Sistem Koloid
1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.
4. Industri : tinta, cat.
G.Beberapa Macam Koloid
1. Aerosol
adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: aerosol padat: debu, asap.
aerosol cair: kabut, awan.
Bahan pendingin dan pendorong yang sering digunakan adalah Kloro Fluoro Karbon (CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk mengemulsikan minyak dan air.
kasein sebagai emulgator pada susu.
3. Sol
adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.
No.
Hidrofob
Hidrofil
a.
Tidak menarik molekul air tetapi mengadsorbsi ion
Menarik molekul air hingga menyelubungi partikel terdispersi
b.
Tidak reversible, apabila mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi
Reversibel, bila mengalami koagulasi akan dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi medium pendispersinya
c.
Biasanya terdiri atas zat anorganik
Biasanya terdiri atas zat organik
d.
Kekentalannya rendah
Kekentalannya tinggi
e.
Gerak Brown terlihat jelas
Gerak Brown tidak jelas
f.
Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit
Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
g.
Umumnya dibuat dengan cara kondensasi
Umumnya dibuat dengan cara dispersi
h.
Efek Tyndall jelas
Efek Tyndall kurang jelas
i.
Contoh: sol logam, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfida
Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol gelatin
4. Gel/Jel
adalah koloid liofil setengah kaku.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly untuk menata rambut.
5. Buih
adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: sabun, detergen, protein.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih yaitu eter, isoamil alkohol.
H.SABUN/DETERGEN
adalah zat yang molekulnya terdiri atas hidrofob dan sekaligus gugus hidrofil.
I. PENJERNIHAN AIR SUNGAI
1. Air sungai mengandung lumpur ditambah tawas ® air jernih.
2. Air jernih ditambah kaporit ® air jernih bebas kuman.
3. Air jernih bebas kuman disaring ® air bersih
Sabtu, 06 Februari 2010
PREDIKSI UN KIMIA
Soal Latihan UN Kimia
1. Perhatikan perubahan berikut :
1) petasan meledak 4) susu menjadi asam
2) garam melarut 5) belerang meleleh
3) kayu melapuk
Yang merupakan perubahan kimia adalah ……..
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 3, 4, dan 5
E. 1, 4, dan 5
2. Rumus kimia belerang padat adalah ……..
A. S
B. S2
C. S4
D. S6
E. S8
3. Banyaknya atom nitrogen yang terdapat dalam 7 gram gas nitrogen (Ar N = 14) adalah……..
A. 1,5 x 10-23
B. 1,25 x 1023
C. 3,01 x 1023
D. 6,02 x 10-23
E. 6,02 x 1023
4. Direaksikan sampai habis 4,80 gram logam magnesium dengan larutan HCl 0,5 M. Volume gas H2 yang dihasilkan pada suhu 0°C, 1 atm adalah ……..
(Ar : Mg = 24, Cl=35,5, H = 1)
A. 1,12 liter
B. 2,24 liter
C. 3,36 liter
D. 4,48 liter
E. 5,60 liter
5. Unsur X dan Y dengan nomor atomnya 15 dan 20 berikatan membentuk senyawa dengan rumusnya ……..
A. XY
B. XY2
C. X3Y2
D. X2Y3
E. XY3
6. Pupuk ZA ialah pupuk buatan dengan rumus kimianya adalah ……..
A. CO(NH2)2
B. (NH4)2SO4
C. Ca(H2PO4)2
D. NaNO3
E. KNO3
7. Bilangan oksidasi Fosfor dalam ion P2O74- adalah ……..
A. +2
B. +3
C. +4
D. +5
E. +7
8. Suatu senyawa terdiri dari 75% C dan 25% H. Bila diketahui 11,2 liter uap senyawa itu pada suhu 0° C, 1 atm massanya = 8 gram. (Ar : C =12, H = 1), maka rumus molekul senyawa itu adalah ……..
A. C2H8
B. C2H6
C. C2H4
D. C2H2
E. CH4
9. Di antara kelompok senyawa di bawah ini yang semuanya mempunyai ikatan kovalen adalah ……..
A. KCl, NaCl dan HCl
B. NH3, CaO dan K20
C. HCl, SO2 dan NH3
D. KBr, NaCl dan CaBr2
E. H2O, Na20 dan N2O5
10. Karbon dan karbon monoksida bereaksi dengan O2 menghasilkan karbon dioksida, menurut persamaan:
C(s) + O2(g) CO2(g) H = -394 kJ
2CO(g) + O2(g) 2CO2(g) H = -569 kJ
Kalor pembentukan (Hf) karbon mono oksida adalah ……..
A. 109,5 kJ/mol
B. -109,5 kJ/mol
C. 1750 kJ/mol
D. -219 kJ/mol
E. -291 kJ/mol
11. Diketahui energi ikatan rata-rata :
O H = 464 kJ/mol
O O = 500 kJ/mol
H H = 436 kJ/mol
Besarnya kalor yang diperlukan untuk menguraikan 9 gram air (Mr = 18) sesuai dengan persamaan : 2H2O(l) 2H2 + O2(g) adalah ……..
A. 8 kJ
B. 121 kJ
C. 222 kJ
D. 242 kJ
E. 484 kJ
12. Pads reaksi : 2A(g) + B(g) -p A2B(g)
Diketahui bahwa reaksi berorde 1 terhadap zat B. Hubungan- laju reaksi awal zat B itu diperlihatkan oleh Grafik ……..
A.
B.
C.
D.
E.
13. Pada reaksi : A(g) + B(g) C(g) diperoleh data percobaan :
Persamaan laju reaksi total untuk reaksi di atas adalah ……..
A. V = k [A]²[B]0
B. V = k [A] [B]²
C. V = k [A]²[B]
D. V = k [A]² [B]²
E. V = k [B]
14. Pada reaksi kesetimbangan:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) FeSCN2+(aq)
(cokelat) (Tak berwarna) (merah)
Jika ditambahkan Na2HPO4 ke dalam sistem tersebut ternyata warna merah berkurang. Hal tersebut terjadi karena ……..
A. pengurangan semua konsentrasi zat, dan harga kc tetap
B. kesetimbangan bergeser ke kanan dan harga kc makin besar
C. kesetimbangan bergeser ke kiri. dan harga kc makin kecil
D. konsentrasi Fe3+ bertambah dan harga kc bertambah
E. konsentrasi SCN- bertambah dan harga kc tetap
15. Konstanta kesetimbangan Kc untuk reaksi : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) adalah 900. Pada suhu 570° C dengan suhu yang sama harga Kc untuk reaksi :
SO3(g) SO2(g) + O2(g) adalah ……..
A.
B.
C. 3
D. 30
E. 90
16. Berikut ini harga tetapan asam (Ka) dari beberapa asam :
Urutan kekuatan asam di atas adalah ……..
A. HA > HD > HE
B. HB > HA > HE
C. HA > HC > HB
D. HC > HE > HD
E. HD > HA> HC
17. Larutan asam asetat (Ka = 2 x 10-5) mempunyai harga pH = 3 – log 2, maka konsentrasi larutan asam itu adalah ……..
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,18 M
D. 0,20 M
E. 0,40 M
18. H2SO4 dalam air mengalami 2 tahap reaksi sebagai berikut :
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O H3O+ + SO42-
Pada reaksi di atas yang merupakan pasangan asam basa konyugasi menurut Bronsted Lowry adalah ……..
A. H2SO4 – H3O+
B. H2O – H3O+
C. HSO4- – H2SO4
D. H2O – HSO4-
E. HSO4- – SO42-
19. Nama senyawa :
Adalah ….
A. 2-metil 3-pentanon
B. 4-metil 3-pentanon
C. 3-heksanon
D. etil propil keton
E. etil isobitel keton
20. Oksidasi 2-propanol akan menghasilkan ……..
A. CH3 O CH3
B. CH3 C CH3
C.
D. CH3COOH
E. CH3CHO
21. Agar 1 ton air tidak membeku pada suhu -5° C (Kr = 1,86) maka kedalamnya dilarutkan NaCl (Mr = 58,5) tidak kurang dari ……..
A. 26,9 kg
B. 39,3 kg
C. 58,5 kg
D. 78,6 kg
E. 157,3 kg
22. Bila 1.2 gram urea (Mr = 60) dilarutkan ke dalam air sehingga volume larutan menjadi 2 dm³ pada suhu 27°C, maka tekanan osmotik larutannya adalah ……..(R = 0,082)
A. 1,23 atm
B. 2,46 atm
C. 3,69 atm
D. 4,92 atm
E. 6,12 atm
23. Pasangan larutan Berikut yang menghasilkan larutan penyangga adalah ……..
A. 100 ml NaOH 0,1 M + 100 ml HCl 0,1 M
B. 100 ml NaOH 0,1 M + 100 ml HC1 0,2 M
C. 100 ml NH4OH 0,2M +100 ml HCl 0,1 M
D. 100 ml NH4OH 0,1 M + 100 ml HCN 0,2 M
E. 100 ml NH4OH 0,1 M. + 100 ml HI 0,2 M
24. Larutan jenuh L(OH)3 mempunyai pH =10, maka harga Ksp L(OH)3 adalah ……..
A. 1,0 x 10-10
B. 3,3 x 10-21
C. 3,3 x 10-17
D. 3 x 10-32
E. 3 x 10-37
25. Kelarutan garam AgCl (Ksp =10-10) yang terkecil terdapat pada larutan ……..
A. CaCl2 0,1 M
B. AlCl3 0,1 M
C. NaBr 0,1 M
D. AgNO3 0,1 M
E. NaCl 0,2 M
26. Pada reaksi redoks berikut :
4Fe(s) + NO3-(aq) + 10H+(aq) 4Fe2+(aq) + NH4+(aq) + 3H2O(l)
maka ……..
A. ion H+ mengalami reduksi
B. ion NO3- mengalami oksidasi
C. Fe sebagai reduktor
D. 1 mol NO3- = 4 mol ekuivalen
E. ion NH4+ sebagai oksidator
27. Diketahui :
Sn2+ + 2e Sn E° = -0,04 volt
Ag+ + e Ag E° = 0,81 volt
Suatu sel volta yang terdiri dari : Sn / Sn2+ // Ag+ / Ag akan menghasilkan potensial sel sebesar ……..
A. 0,85 volt
B. 0,66 volt
C. 0,94 vol
D. 1,46 volt
E. 1,74 volt
28. Hidrolisis total yang terjadi pada larutan yang mengandung garam-garam ……..
A. NaNO3, SrCl2
B. NH4NO3, Ca(NO2)2
C. FeCN2, NH4F
D. (NH4)2S, KCH3COO
E. K2SO4, AlF3
29.
Pada proses elektrolisis larutan Al2(SO4)3 seperti terlihat pada gambar di atas. Dengan menggunakan elektroda karbon reaksi manakah yang terjadi pada elektroda (+) ……..
A. Al Al3+ + 3e
B. Al3+ + 3e Al
C. 2H2O O2 + 4H+ + 4e
D. 2H+ +2e H2
E. 2H2O + 2e H2 + OH-
30. Gas Fluorin (Ar = 19) diperoleh dari elektrolisa leburan KHF2 sesuai dengan persamaan :
2HF2- 2HF + F2 + 2e
Bila pada proses tersebut dialirkan arus listrik sebesar 10 ampere selama 30 menit, maka volume gas F2 yang dihasilkan pada STP adalah ……..
A. 2,09 liter
B. 4,17 liter
C. 5,6 liter
D. 7,8 liter
E. 11,2 liter
31. Konfigurasi elektron dari unsur 29A adalah ……..
A. [Ar] 3d5 4s2 4p4
B. [Ar] 3d6 4s2 4p3
C. [Ar] 3d7 4s2 4p2
D. [Ar] 3d8 4s2 4p1
E. [Ar] 3d10 4s1
32. Ion X2- mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2 4p6 dalam sistem periodik unsur X terletak pada ……..
A. golongan II A, periode ke 4
B. golongan VIA, periode ke 4
C. golongan II A, periode ke 6
D. golongan IV A, periode ke 6
E. golongan VIII A, periode ke 4
33. Sebanyak 4,2 gram unsur L tepat bereaksi dengan 400 ml larutan HCl 1,5 M.. Bila Ar L = 28, rumus garam yang terbentuk adalah ……..
A. LCl
B. LCl2
C. LCl4
D. L2Cl
E. L2Cl3
34. Pada proses 92U235 + – 38Sr94 + 54Xe199 + …
Terjadi pelepasan ……..
A. satu partikel alfa
B. tiga partikel beta
C. dua partikel positron
D. dua partikel neutron
E. tiga partikel proton
35. Penyebab utama pencetnaran udara adalah ……..
A. meletusnya gunung api
B. pemakaian insektisida
C. pembusukan senyawa organik
D. pembakaran yang tidak sempurna
E. penggunaan senyawa fluoro karbon
36. Pada reaksi 3Cl2(g) + 6KOH(aq) 5 KCl(aq) + KClO3(aq) + 3H2O(l)
Bilangan oksidasi klorin berubah dari ……..
A. 0 menjadi -1 dan +5
B. 0 menjadi +1 dan +5
C. 0 menjadi +1 dan -1
D. 0 menjadi +1
E. 0 menjadi -1
37. Logam kalium adalah reduktor kuat.
Fakta yang mendukung pemyataan tersebut adalah ……..
A. logam kalium sangat lunak
B. KOH adalah elektrolit kuat
C. Logam kalium mudah bereaksi dengan air
D. KOH adalah basa kuat
E. Kalium berwarna nyala ungu
38. Di bawah ini merupakan sifat-sifat koloid, kecuali ……..
A. efek tyndall
B. gerak Brown
C. tidak stabil
D. koagulasi
E. bermuatan listrik
39. Gas mulia yang paling banyak terdapat di alam semesta adalah ……..
A. Neon
B. Helium
C. Argon
D. Xenon
E. Kripton
40. Di antara reaksi di bawah ini yang termasuk jenis reaksi polirnerisasi adalah ……..
A. C2H4 + Br2 C2H4Br2
B. C2H5OH + Na C2H5ONa + H2
C. C2H4O + H2 C2H6O
D. 3C2H2 C6H6
E. C2H5OH + H2SO4 C2H4 + H2O + H2SO4
41. Glukosa dapat mereduksi larutan Fehling, karena glukosa mengandung ……..
A. gugus -OH
B. gugus-CO
C. gugus -COO
D. Atom C asimetri
E. gugus -CHO
42. Dalam sistem periodik, dari kiri ke kanan sifat periodik unsur bertambah, kecuali ……..
A. afinitas elektron
B. energi ionisasi
C. keelektronegatifan
D. kekuatan asam
E. daya reduksi
43. Suatu ion kompleks dengan atom pusat Fe3+ mempunyai ligan molekul H2O dan ion S2O32-. Rumus ion kompleks itu yang paling benar adalah ……..
A. [Fe (H2O)2 (S2O3)2]+
B. [Fe (H2O)2 (S2O3)4]5-
C. [Fe (H2O) (S2O3)3]2-
D. [Fe (H2O)2 (S2O3)4]6-
E. [Fe (H2O)3 (S2O3)3]3-
1. Perhatikan perubahan berikut :
1) petasan meledak 4) susu menjadi asam
2) garam melarut 5) belerang meleleh
3) kayu melapuk
Yang merupakan perubahan kimia adalah ……..
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 3, 4, dan 5
E. 1, 4, dan 5
2. Rumus kimia belerang padat adalah ……..
A. S
B. S2
C. S4
D. S6
E. S8
3. Banyaknya atom nitrogen yang terdapat dalam 7 gram gas nitrogen (Ar N = 14) adalah……..
A. 1,5 x 10-23
B. 1,25 x 1023
C. 3,01 x 1023
D. 6,02 x 10-23
E. 6,02 x 1023
4. Direaksikan sampai habis 4,80 gram logam magnesium dengan larutan HCl 0,5 M. Volume gas H2 yang dihasilkan pada suhu 0°C, 1 atm adalah ……..
(Ar : Mg = 24, Cl=35,5, H = 1)
A. 1,12 liter
B. 2,24 liter
C. 3,36 liter
D. 4,48 liter
E. 5,60 liter
5. Unsur X dan Y dengan nomor atomnya 15 dan 20 berikatan membentuk senyawa dengan rumusnya ……..
A. XY
B. XY2
C. X3Y2
D. X2Y3
E. XY3
6. Pupuk ZA ialah pupuk buatan dengan rumus kimianya adalah ……..
A. CO(NH2)2
B. (NH4)2SO4
C. Ca(H2PO4)2
D. NaNO3
E. KNO3
7. Bilangan oksidasi Fosfor dalam ion P2O74- adalah ……..
A. +2
B. +3
C. +4
D. +5
E. +7
8. Suatu senyawa terdiri dari 75% C dan 25% H. Bila diketahui 11,2 liter uap senyawa itu pada suhu 0° C, 1 atm massanya = 8 gram. (Ar : C =12, H = 1), maka rumus molekul senyawa itu adalah ……..
A. C2H8
B. C2H6
C. C2H4
D. C2H2
E. CH4
9. Di antara kelompok senyawa di bawah ini yang semuanya mempunyai ikatan kovalen adalah ……..
A. KCl, NaCl dan HCl
B. NH3, CaO dan K20
C. HCl, SO2 dan NH3
D. KBr, NaCl dan CaBr2
E. H2O, Na20 dan N2O5
10. Karbon dan karbon monoksida bereaksi dengan O2 menghasilkan karbon dioksida, menurut persamaan:
C(s) + O2(g) CO2(g) H = -394 kJ
2CO(g) + O2(g) 2CO2(g) H = -569 kJ
Kalor pembentukan (Hf) karbon mono oksida adalah ……..
A. 109,5 kJ/mol
B. -109,5 kJ/mol
C. 1750 kJ/mol
D. -219 kJ/mol
E. -291 kJ/mol
11. Diketahui energi ikatan rata-rata :
O H = 464 kJ/mol
O O = 500 kJ/mol
H H = 436 kJ/mol
Besarnya kalor yang diperlukan untuk menguraikan 9 gram air (Mr = 18) sesuai dengan persamaan : 2H2O(l) 2H2 + O2(g) adalah ……..
A. 8 kJ
B. 121 kJ
C. 222 kJ
D. 242 kJ
E. 484 kJ
12. Pads reaksi : 2A(g) + B(g) -p A2B(g)
Diketahui bahwa reaksi berorde 1 terhadap zat B. Hubungan- laju reaksi awal zat B itu diperlihatkan oleh Grafik ……..
A.
B.
C.
D.
E.
13. Pada reaksi : A(g) + B(g) C(g) diperoleh data percobaan :
Persamaan laju reaksi total untuk reaksi di atas adalah ……..
A. V = k [A]²[B]0
B. V = k [A] [B]²
C. V = k [A]²[B]
D. V = k [A]² [B]²
E. V = k [B]
14. Pada reaksi kesetimbangan:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) FeSCN2+(aq)
(cokelat) (Tak berwarna) (merah)
Jika ditambahkan Na2HPO4 ke dalam sistem tersebut ternyata warna merah berkurang. Hal tersebut terjadi karena ……..
A. pengurangan semua konsentrasi zat, dan harga kc tetap
B. kesetimbangan bergeser ke kanan dan harga kc makin besar
C. kesetimbangan bergeser ke kiri. dan harga kc makin kecil
D. konsentrasi Fe3+ bertambah dan harga kc bertambah
E. konsentrasi SCN- bertambah dan harga kc tetap
15. Konstanta kesetimbangan Kc untuk reaksi : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) adalah 900. Pada suhu 570° C dengan suhu yang sama harga Kc untuk reaksi :
SO3(g) SO2(g) + O2(g) adalah ……..
A.
B.
C. 3
D. 30
E. 90
16. Berikut ini harga tetapan asam (Ka) dari beberapa asam :
Urutan kekuatan asam di atas adalah ……..
A. HA > HD > HE
B. HB > HA > HE
C. HA > HC > HB
D. HC > HE > HD
E. HD > HA> HC
17. Larutan asam asetat (Ka = 2 x 10-5) mempunyai harga pH = 3 – log 2, maka konsentrasi larutan asam itu adalah ……..
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,18 M
D. 0,20 M
E. 0,40 M
18. H2SO4 dalam air mengalami 2 tahap reaksi sebagai berikut :
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O H3O+ + SO42-
Pada reaksi di atas yang merupakan pasangan asam basa konyugasi menurut Bronsted Lowry adalah ……..
A. H2SO4 – H3O+
B. H2O – H3O+
C. HSO4- – H2SO4
D. H2O – HSO4-
E. HSO4- – SO42-
19. Nama senyawa :
Adalah ….
A. 2-metil 3-pentanon
B. 4-metil 3-pentanon
C. 3-heksanon
D. etil propil keton
E. etil isobitel keton
20. Oksidasi 2-propanol akan menghasilkan ……..
A. CH3 O CH3
B. CH3 C CH3
C.
D. CH3COOH
E. CH3CHO
21. Agar 1 ton air tidak membeku pada suhu -5° C (Kr = 1,86) maka kedalamnya dilarutkan NaCl (Mr = 58,5) tidak kurang dari ……..
A. 26,9 kg
B. 39,3 kg
C. 58,5 kg
D. 78,6 kg
E. 157,3 kg
22. Bila 1.2 gram urea (Mr = 60) dilarutkan ke dalam air sehingga volume larutan menjadi 2 dm³ pada suhu 27°C, maka tekanan osmotik larutannya adalah ……..(R = 0,082)
A. 1,23 atm
B. 2,46 atm
C. 3,69 atm
D. 4,92 atm
E. 6,12 atm
23. Pasangan larutan Berikut yang menghasilkan larutan penyangga adalah ……..
A. 100 ml NaOH 0,1 M + 100 ml HCl 0,1 M
B. 100 ml NaOH 0,1 M + 100 ml HC1 0,2 M
C. 100 ml NH4OH 0,2M +100 ml HCl 0,1 M
D. 100 ml NH4OH 0,1 M + 100 ml HCN 0,2 M
E. 100 ml NH4OH 0,1 M. + 100 ml HI 0,2 M
24. Larutan jenuh L(OH)3 mempunyai pH =10, maka harga Ksp L(OH)3 adalah ……..
A. 1,0 x 10-10
B. 3,3 x 10-21
C. 3,3 x 10-17
D. 3 x 10-32
E. 3 x 10-37
25. Kelarutan garam AgCl (Ksp =10-10) yang terkecil terdapat pada larutan ……..
A. CaCl2 0,1 M
B. AlCl3 0,1 M
C. NaBr 0,1 M
D. AgNO3 0,1 M
E. NaCl 0,2 M
26. Pada reaksi redoks berikut :
4Fe(s) + NO3-(aq) + 10H+(aq) 4Fe2+(aq) + NH4+(aq) + 3H2O(l)
maka ……..
A. ion H+ mengalami reduksi
B. ion NO3- mengalami oksidasi
C. Fe sebagai reduktor
D. 1 mol NO3- = 4 mol ekuivalen
E. ion NH4+ sebagai oksidator
27. Diketahui :
Sn2+ + 2e Sn E° = -0,04 volt
Ag+ + e Ag E° = 0,81 volt
Suatu sel volta yang terdiri dari : Sn / Sn2+ // Ag+ / Ag akan menghasilkan potensial sel sebesar ……..
A. 0,85 volt
B. 0,66 volt
C. 0,94 vol
D. 1,46 volt
E. 1,74 volt
28. Hidrolisis total yang terjadi pada larutan yang mengandung garam-garam ……..
A. NaNO3, SrCl2
B. NH4NO3, Ca(NO2)2
C. FeCN2, NH4F
D. (NH4)2S, KCH3COO
E. K2SO4, AlF3
29.
Pada proses elektrolisis larutan Al2(SO4)3 seperti terlihat pada gambar di atas. Dengan menggunakan elektroda karbon reaksi manakah yang terjadi pada elektroda (+) ……..
A. Al Al3+ + 3e
B. Al3+ + 3e Al
C. 2H2O O2 + 4H+ + 4e
D. 2H+ +2e H2
E. 2H2O + 2e H2 + OH-
30. Gas Fluorin (Ar = 19) diperoleh dari elektrolisa leburan KHF2 sesuai dengan persamaan :
2HF2- 2HF + F2 + 2e
Bila pada proses tersebut dialirkan arus listrik sebesar 10 ampere selama 30 menit, maka volume gas F2 yang dihasilkan pada STP adalah ……..
A. 2,09 liter
B. 4,17 liter
C. 5,6 liter
D. 7,8 liter
E. 11,2 liter
31. Konfigurasi elektron dari unsur 29A adalah ……..
A. [Ar] 3d5 4s2 4p4
B. [Ar] 3d6 4s2 4p3
C. [Ar] 3d7 4s2 4p2
D. [Ar] 3d8 4s2 4p1
E. [Ar] 3d10 4s1
32. Ion X2- mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2 4p6 dalam sistem periodik unsur X terletak pada ……..
A. golongan II A, periode ke 4
B. golongan VIA, periode ke 4
C. golongan II A, periode ke 6
D. golongan IV A, periode ke 6
E. golongan VIII A, periode ke 4
33. Sebanyak 4,2 gram unsur L tepat bereaksi dengan 400 ml larutan HCl 1,5 M.. Bila Ar L = 28, rumus garam yang terbentuk adalah ……..
A. LCl
B. LCl2
C. LCl4
D. L2Cl
E. L2Cl3
34. Pada proses 92U235 + – 38Sr94 + 54Xe199 + …
Terjadi pelepasan ……..
A. satu partikel alfa
B. tiga partikel beta
C. dua partikel positron
D. dua partikel neutron
E. tiga partikel proton
35. Penyebab utama pencetnaran udara adalah ……..
A. meletusnya gunung api
B. pemakaian insektisida
C. pembusukan senyawa organik
D. pembakaran yang tidak sempurna
E. penggunaan senyawa fluoro karbon
36. Pada reaksi 3Cl2(g) + 6KOH(aq) 5 KCl(aq) + KClO3(aq) + 3H2O(l)
Bilangan oksidasi klorin berubah dari ……..
A. 0 menjadi -1 dan +5
B. 0 menjadi +1 dan +5
C. 0 menjadi +1 dan -1
D. 0 menjadi +1
E. 0 menjadi -1
37. Logam kalium adalah reduktor kuat.
Fakta yang mendukung pemyataan tersebut adalah ……..
A. logam kalium sangat lunak
B. KOH adalah elektrolit kuat
C. Logam kalium mudah bereaksi dengan air
D. KOH adalah basa kuat
E. Kalium berwarna nyala ungu
38. Di bawah ini merupakan sifat-sifat koloid, kecuali ……..
A. efek tyndall
B. gerak Brown
C. tidak stabil
D. koagulasi
E. bermuatan listrik
39. Gas mulia yang paling banyak terdapat di alam semesta adalah ……..
A. Neon
B. Helium
C. Argon
D. Xenon
E. Kripton
40. Di antara reaksi di bawah ini yang termasuk jenis reaksi polirnerisasi adalah ……..
A. C2H4 + Br2 C2H4Br2
B. C2H5OH + Na C2H5ONa + H2
C. C2H4O + H2 C2H6O
D. 3C2H2 C6H6
E. C2H5OH + H2SO4 C2H4 + H2O + H2SO4
41. Glukosa dapat mereduksi larutan Fehling, karena glukosa mengandung ……..
A. gugus -OH
B. gugus-CO
C. gugus -COO
D. Atom C asimetri
E. gugus -CHO
42. Dalam sistem periodik, dari kiri ke kanan sifat periodik unsur bertambah, kecuali ……..
A. afinitas elektron
B. energi ionisasi
C. keelektronegatifan
D. kekuatan asam
E. daya reduksi
43. Suatu ion kompleks dengan atom pusat Fe3+ mempunyai ligan molekul H2O dan ion S2O32-. Rumus ion kompleks itu yang paling benar adalah ……..
A. [Fe (H2O)2 (S2O3)2]+
B. [Fe (H2O)2 (S2O3)4]5-
C. [Fe (H2O) (S2O3)3]2-
D. [Fe (H2O)2 (S2O3)4]6-
E. [Fe (H2O)3 (S2O3)3]3-
Tugas Kimia Kelas X.1 SMA 15
Kerjakan di buku putih
1.Sebanyak 12,875 gram magnesium direaksikan dengan 11,75 gram oksigen membentuk MgO
2.Sebayak 2.1/8 gram besi direaksikan dengan 0,275 gram belerang membentuk FeS
3.Oksigen di reaksikan dengan hidrogen membentuk air. Jika oksigennya 5,2578 gram dan hidrogennya 0,6553 gram.
Untuk setiap soal Tentukanlah :
a).zat yang sisa
b).Zat habis
c).Zat sisa yang bereaksi
d).zat sisa yang tidak bereaksi
e).Hasil reaksi terbentuk
www.mrjoxs.blogspot.com
1.Sebanyak 12,875 gram magnesium direaksikan dengan 11,75 gram oksigen membentuk MgO
2.Sebayak 2.1/8 gram besi direaksikan dengan 0,275 gram belerang membentuk FeS
3.Oksigen di reaksikan dengan hidrogen membentuk air. Jika oksigennya 5,2578 gram dan hidrogennya 0,6553 gram.
Untuk setiap soal Tentukanlah :
a).zat yang sisa
b).Zat habis
c).Zat sisa yang bereaksi
d).zat sisa yang tidak bereaksi
e).Hasil reaksi terbentuk
www.mrjoxs.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)